Pekanbaru, Petah.id- Kabut asap menyelimuti Ibu Kota Provinsi Riau dua hari terakhir diduga disebabkan adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa provinsi Pulau Sumatera.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal menegaskan, asap kabut yang menyelimuti kota Pekanbaru bukan disebabkan adanya kebakaran di beberapa daerah Provinsi Riau, melainkan asap dari Provinsi tetangga.
"Hari ini hampir sama dengan hari kemarin asap menyelimuti wilayah Riau. Ini asap dari provinsi tetangga kita, karena saat ini Provinsi Jambi dan Sumsel banyak terjadi Kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal seperti dilansir di media center riau, Senin (2/10/2023).
Menurut Edy, asap kabut yang terjadi di beberapa daerah Provinsi Riau merupakan asap yang dibawa angin dari provinsi tetangga. Karena, katanya, Dari data BMKG, hotspot di kedua provinsi ini cukup banyak, dan belum terkendali.
Sementara di Riau, Kata Edy, Karhutla saat ini hanya sebanyak 7 titik dan itu masih terkendali. Edy memastikan Karhutla di beberapa itu tidak ada menyebabkan kabut asap di Riau.
"Dari Karhutla ini tidak ada menyebabkan kabut asap di Riau, sehingga bisa dipastikan asap di Riau ini dari daerah lain,"tegasnya.
Edy mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Kepala pelaksana BPBD Jambi dan Sumatera Selatan. Dari Informasinya, kedua daerah ini sudah berusaha untuk memadamkan Karhutla di beberapa wilayah mereka. Namun, sampai saat ini belum terkendali, kondisi ini diakibatkan tidak adanya curah hujan.
“Semalam sudah menghubungi Kepala pelaksana BPBD, itu sudah lama terjadi Karhutla, dan tim Manggala Agni dari Jambi juga sudah digeser ke Sumsel. Namun, sampai saat ini masih terjadi kebakaran. Cuaca di sana memang kering dan tidak hujan dalam dua bulan ini,” ungkapnya.
Untuk diketahui kabut asap tebal pada, Minggu (1/10), menyelimuti Kota Pekanbaru, begitu juga dengan kabupaten dan kota lainnya di Riau. Bahkan, akibat kabut asap tebal ini, penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru terjadi gangguan, dan terjadi keterlambatan penerbangan.
1.031 Titik Panas Masih Bermunculan di Sumatera
Forecaster BMKG Pekanbaru, Moh Ibnu A menuturkan, jumlah titik panas (hotspot) di wilayah Sumatera mencapai 1.031 titik panas, pada Minggu (1/10/2023).
"Jumlah 1.031 titik panas di Sumatera ini memang mengalami penurunan dari 1.492 titik panas sehari sebelumnya," katanya.
Menurut Moh Ibnu, meskipun titik panas menurun, angka ini masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, katanya, diperlukan tindakan antisipasi dan penanggulangan karhutla.
Dijelaskan dia, dari 1.031 titik panas di Sumatera tersebut, Sumatera Selatan (Sumsel), Jambi, dan Lampung masih menjadi provinsi penyumbang titik panas terbanyak.
Berikut adalah distribusi titik panas di beberapa wilayah Sumatera, yakni Sumatera Selatan 824 hotspot, Jambi 81 hotspot, Lampung 72 hotspot, Bangka Belitung 35 hotspot. Lalu, Bengkulu 8 hotspot, Riau 7 hotspot, dan Sumatera Barat 4 hotspot.
Laporan : Afriadi