Pekanbaru, Petah.id - Operasi Tangkap Tangan (OTT) kembali dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (3/11/2025).Kali ini, OTT tersebut dikabarkan menjaring Gubernur Riau Abdul Wahid bersama pejabat lainnya.Hal tersebut dibenarkan Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, Gubernur Abdul Wahid termasuk di antara pihak-pihak yang diamankan dalam operasi tersebut."(Abdul Wahid) salah satunya (yang tertangkap)," kata Fitroh keterangannya, Senin (3/11/2025).Kabar penangkapan orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning itu menambah daftar panjang pejabat Riau yang terseret kasus korupsi.OTT KPK ini juga menjadi pukulan telak dan menambah daftar panjang kepala daerah yang terjerat kasus korupsi.Meski belum bisa merinci daftar pejabat yang terjaring OTT, Fitroh menjelaskan bahwa tim di lapangan tidak hanya mengamankan sang gubernur.Ia menyebut ada beberapa orang lain yang turut ditangkap dalam OTT tersebut, namun belum merinci total jumlah maupun identitas mereka."Ada beberapa orang yang ditangkap tim tangkap tangan KPK. Totalnya belum bisa dipastikan olehnya saat ini," lanjut Fitroh.Sesuai dengan prosedur standar yang berlaku di KPK, nasib para pihak yang terjaring, termasuk Gubernur Abdul Wahid, akan ditentukan dalam waktu singkat.Diketahui, sebelumnya (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Riau pada Senin (3/11/2025) siang.Infonya KPK melakukan OTT di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang (PUPR) Riau, Jalan SM Amin Pekanbaru.Operasi senyap itu, disebut-sebut berlangsung di ruangan Kepala Dinas PUPR Riau.
Pekanbaru, Petah.id - Pekan ini harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mitra swadaya di Provinsi Riau periode 5-11 November 2025 resmi ditetapkan turun. Penurunan tertinggi mencapai Rp117,82 per kilogram (kg) untuk kelompok umur 9 tahun, atau anjlok 3,25 persen dari harga pekan sebelumnya.Dinas Perkebunan Provinsi Riau melalui hasil rapat penetapan harga mengumumkan harga TBS sawit petani swadaya turun. Harga tertinggi kelompok umur 9 tahun kini ditetapkan sebesar Rp3.509,09 per kilogram, Selasa (4/11/2025).Penurunan ini disebabkan oleh merosotnya harga jual Crude Palm Oil (CPO) dan kernel di pasaran.Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Dr. Defris Hatmaja, SP, M.Si, menjelaskan detail penurunan tersebut."Harga CPO minggu ini turun sebesar Rp483,20 per kilogram dan harga kernel turun Rp429,41 per kilogram dari minggu lalu. Faktor ini menjadi penyebab utama turunnya harga TBS petani swadaya," terang Defris.Dipengaruhi Harga CPO dan KernelDefris menambahkan, penetapan harga pekan ini sudah menggunakan tabel rendemen harga baru hasil kajian PPKS Medan yang disepakati Tim Penetapan Harga."Pada periode ini harga CPO ditetapkan sebesar Rp14.228,80 per kilogram dan harga kernel Rp12.917,59 per kilogram," sebutnya.Selain itu, Tim Penetapan Harga juga menetapkan indeks K yang digunakan sebesar 92,62 persen dan harga cangkang berlaku untuk satu bulan ke depan sebesar Rp26,10 per kilogram.Dalam proses penetapan, tambah Defris, jika ada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tidak bertransaksi, digunakan harga rata-rata tim. "Jika terjadi validasi dua kali, maka yang berlaku adalah harga rata-rata KPBN, yang periode ini tercatat Rp14.271,00 per kilogram untuk CPO dan Rp12.906,00 per kilogram untuk kernel," bebernya.Defris Hatmaja menegaskan komitmen Dinas Perkebunan dan Tim Penetapan Harga untuk terus memperbaiki tata kelola agar proses penetapan harga berjalan transparan dan berkeadilan, didukung oleh Pemerintah Provinsi Riau dan Kejaksaan Tinggi Riau, demi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.Berikut rincian lengkap harga TBS kelapa sawit mitra swadaya Provinsi Riau periode 5–11 November 2025 berdasarkan kelompok umur tanaman:Penetapan harga TBS kemitraan swadaya Provinsi Riau periode 5–11 November 2025 (No. 40) tercatat untuk umur 3 tahun sebesar Rp2.717,29 per kilogram, umur 4 tahun Rp3.030,55 per kilogram, umur 5 tahun Rp3.252,42 per kilogram, umur 6 tahun Rp3.377,72 per kilogram, umur 7 tahun Rp3.453,77 per kilogram, umur 8 tahun Rp3.495,58 per kilogram, umur 9 tahun Rp3.509,09 per kilogram, umur 10–20 tahun Rp3.472,53 per kilogram, umur 21 tahun Rp3.414,06 per kilogram, umur 22 tahun Rp3.346,73 per kilogram, umur 23 tahun Rp3.270,17 per kilogram, umur 24 tahun Rp3.212,18 per kilogram, dan umur 25 tahun Rp3.164,62 per kilogram.
Pekanbaru, Petah.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dorong pengelolaan sampah jadi energi listrik.Hal itu diungkapkan Gubernur Riau Abdul Wahid saat rapat bersama Bupati Siak Afni Z dan Walikota Pekanbaru Agung Nugroho di Rumah Dinas Gubernur, Pekanbaru, Senin (3/11/2025).Dikatakan Gubernur Riau Abdul Wahid, pengelolaan itu merupakan arahan dari pemerintah pusat.Sehingga, melalui pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL), daerah harus mampu mempersiapkan persyaratannya.“Kita kumpul hari ini dalam rangka menangani pengelolaan sampah yang diberikan penugasan oleh negara melalui Danantara untuk dikelola dengan skema pembiayaan. Untuk itu, kita harus mempunyai kesiapan dalam pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL),” ujar Gubri Abdul Wahid.Dijelaskan Gubri Wahid, pembangunan fasilitas PSEL merupakan bagian dari kebijakan strategis nasional yang diarahkan untuk memperkuat pengelolaan sampah secara modern dan berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Riau telah menyiapkan lahan yang memadai untuk mendukung pelaksanaan proyek tersebut.“Saya sudah berkomunikasi dengan Menteri LH, bagaimana ini supaya bisa didorong. Oleh karena itu, Menteri LH RI mengirimkan Kepresnya kepada saya kalau bisa dikolaborasikan dengan kabupaten/kota, supaya dapat dikelola,” jelasnya.Diungkapkan, pengelolaan sampah di Riau akan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan daerah sekitar. Yang menjadi fokus kerjasama untuk saat ini yaitu Kota Pekanbaru, Siak, dan Kampar.“Ini menjadi sampah komunal yang bisa ditampung, ada Siak, Kampar, dan Pekanbaru. Kami pihak provinsi sudah mempunyai lahannya sekitar 40 hektare,” ungkapnya.Terkait dengan pembiayaan, Gubri Abdul Wahid menerangkan bahwa pemerintah pusat telah menyiapkan skema khusus agar pembangunan PSEL tidak membebani keuangan daerah. Melalui Danantara dan BUMN, proyek ini akan berjalan lancar.“Skema pembiayaan, pembelian listrik oleh PLN sebesar USD 20 cent/kWh. Pemerintah daerah tidak membayar tipping fee dan jaringan listrik menjadi tanggung jawab PT PLN,” terangnya.Ia juga menambahkan bahwa dari sisi kesiapan bahan baku, Riau telah memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan pemerintah pusat. Menurutnya, potensi energi dari sampah di Riau sangat signifikan dan menjadi peluang besar untuk dikembangkan.“Kalau kita lihat syaratnya itu, pemerintah daerah wajib menjamin pasokan sampah minimal 1.000 ton/hari. Jika berdasarkan data, timbulan sampah di Kota Pekanbaru 1.011 ton per hari, Kabupaten Siak 192 ton per hari, dan Kampar 350 ton per hari. Artinya jika kita berkolaborasi, syarat itu sudah terpenuhi,” ujar Gubri.“Potensi energi dari sampah sangat signifikan dan dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi pengelolaan sampah serta ketahanan energi daerah. Dengan dukungan kebijakan dan kesiapan infrastruktur, kita bisa mewujudkan PSEL ini,” lanjutnya.Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Embiyarman, menyebut bahwa pembangunan PSEL akan menjadi langkah konkret. Sehingga, ini dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang mempunyai nilai tambah.“PSEL ini tentu saja menjadi solusi strategis pengelolaan sampah sekaligus penyediaan energi untuk kita. Terlebih kita sudah punya lahannya di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar dengan luas kurang lebih 40 hektare, yang merupakan aset milik Pemprov,” tuturnya.Embiyarman juga menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 yang menekankan percepatan pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik. Selain itu, ia menambahkan, pengelolaan sampah telah ditetapkan sebagai salah satu program prioritas nasional sesuai Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029.“Pendekatan pengelolaan dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir melalui berbagai fasilitas ramah lingkungan. Teknologi yang diterapkan meliputi waste to energy, RDF, biogas, dan komposting skala besar. Jika semua pihak berkolaborasi dengan baik, saya yakin PSEL ini akan menjadi warisan penting bagi masa depan Riau," pungkasnya.
Pekanbaru, Petah.id - Upaya agar Riau bebas dari api terus dilakukan oleh tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau.Pemadaman dilakukan melalui darat dan udara di tujuh daerah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau.Kepala BPBD Damkar Riau M Edy Afrizal mengatakan, saat ini Karhutla masih terjadi di Kabupaten Kampar, Pelalawan, Rokan Hulu (Rohul), Siak, Indragiri Hulu (Inhu), Rokan Hilir (Rohil) dan Kota Pekanbaru. “Saat ini Karhutla dilaporkan masih terjadi di tujuh daerah di Riau. Ada yang merupakan titik baru dan ada juga yang masih proses pendinginan,” katanya, Minggu.Untuk di Kabupaten Inhu, Karhutla terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Karena disekitar lokasi Karhutla tidak ditemukan sumber air, pemadaman harus dilakukan dengan menggunakan helikopter water bombing.“Di Inhu, Karhutla terjadi di kawasan TNTN. Untuk melakukan pemadaman, harus menggunakan helikopter karena tidak ada sumber air didekat lokasi,” ujarnya. Namun, saat ini Karhutla di Riau dilaporkan masih dapat dikendalikan. Pasalnya, tidak semua Karhutla terjadi di lahan gambut melainkan di tanah mineral sehingga lebih cepat dipadamkan.“Karhutla tidak di lahan gambut, tapi ditanah mineral. Jadi lebih cepat dipadamkan, namun tim tetap harus waspada agar api tidak menjalar kelokasi lain,” sebutnya.
Pekanbaru, Petah.id – Citra (8) bocah asal Kelurahan Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, mengalami luka serius disekujur tubuhnya akibat diserang gajah liar pada Kamis (30/10/2025) dini hari. Kapolsek Rumbai, AKP Said Khairul Iman, menjelaskan kronologis peristiwa itu terjadi, sekitar pukul 05.00 Wib seekor gajah liar tiba-tiba muncul dari arah kebun yang berbatasan langsung dengan permukiman warga. “Mendengar suara binatang dari luar rumah, orang tua korban langsung keluar untuk memastikan. Ternyata benar, ada seekor gajah yang mendekat ke rumah mereka. Keluarga panik dan berusaha menyelamatkan diri,” ungkap AKP Said. Dalam kondisi panik, putri korban terjatuh saat berlari. Malang, gajah tersebut menyerang hingga korban mengalami luka parah. “Korban sudah dilarikan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru untuk mendapatkan perawatan intensif,” tambahnya. Sebuah video berdurasi 1 menit 3 detik yang beredar di media sosial menunjukkan kondisi korban dengan luka di hampir seluruh tubuh. Terlihat dalam video itu, korban meringis kesakitan. Tampak luka-luka berdarah disekitar wajahnya. Petugas kepolisian bersama tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau langsung turun ke lokasi untuk menyelidiki asal-usul hewan liar itu. “Kami sedang berkoordinasi dengan BBKSDA untuk mengetahui dari mana gajah tersebut datang dan memastikan agar tidak kembali menyerang warga,” kata AKP Said. Mengetahui ada warganya menjadi korban serangan gajah liar, Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, langsung menjenguk korban di RSUD Arifin Achmad, Kamis (30/10/2025) siang. Tiba di ruang perawatan, Agung memastikan seluruh biaya pengobatan akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. “Karena ini warga kita, saya langsung berkoordinasi dengan Direktur RSUD Arifin Achmad agar pasien mendapat penanganan secepat mungkin. Kondisi anak ini cukup serius, jadi kita harus tanggap,” ujar Agung Nugroho. Wali Kota juga memerintahkan agar seluruh kebutuhan medis korban, termasuk peralatan pernapasan dan tindakan penyelamatan darurat, segera dipenuhi. “Yang utama sekarang adalah keselamatan nyawa anak tersebut,” tegasnya. Selain bantuan medis, Pemko Pekanbaru juga menurunkan tim untuk membantu keluarga korban yang masih shock dan membutuhkan dukungan moral serta logistik. Agung menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan BBKSDA Riau guna mencegah insiden serupa terulang di kemudian hari. Pemetaan jalur lintasan gajah akan segera dilakukan untuk memastikan satwa liar tidak kembali memasuki wilayah permukiman warga. “Kami akan bekerja sama dengan BBKSDA untuk mengantisipasi pergerakan gajah liar agar tidak membahayakan warga. Ini menjadi peringatan bahwa batas antara kawasan hutan dan permukiman harus lebih jelas dan aman,” ujarnya. Wali Kota juga menyampaikan harapannya agar korban segera pulih dan dapat kembali berkumpul bersama keluarganya. “Semoga anak ini cepat sembuh. Pemerintah akan terus berupaya memberikan rasa aman bagi seluruh warga Pekanbaru,” tutupnya. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari pihak BBKSDA Riau, terkait langkah-langkah apa yang akan dilakukan.
Pekanbaru, Petah.id - Isu perpecahan yang santer beredar antara Gubernur Riau, Abdul Wahid, dan Wakil Gubernur, SF Hariyanto, akhirnya ditepis dengan sebuah momen kebersamaan. Keduanya tampak solid dalam sebuah foto yang memperlihatkan mereka sedang berjabat tangan dengan gaya salam komando. Pertemuan rekonsiliasi ini diprakarsai oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Herry Heryawan, yang akrab disapa Irjen Herimen.Inisiatif Irjen Herimen untuk mempertemukan kedua pucuk pimpinan di Riau ini dilakukan untuk menghentikan spekulasi publik yang dapat mengganggu stabilitas pemerintahan daerah. Foto yang beredar menjadi bukti visual yang kuat bahwa hubungan antara gubernur dan wakil gubernur dalam kondisi baik-baik saja, sesuai dengan harapan banyak pihak."Tidak ada perpecahan, pak gub dan pak wagub baik-baik saja. Ini sama saya ngumpul bertiga," ujar Irjen Herimen pada Kamis, 30 Oktober 2025.Pernyataan ini secara tegas membantah semua rumor yang berkembang sebelumnya mengenai retaknya keharmonisan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.Kapolda Riau menekankan pentingnya sinergi antara Gubernur dan Wakil Gubernur. Ia berharap kedua pemimpin ini dapat berkolaborasi secara penuh dalam menjalankan roda pemerintahan dan program pembangunan. Kolaborasi yang solid dianggap sebagai kunci utama untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan di Provinsi Riau.Lebih lanjut, Herimen menyampaikan bahwa isu-isu perpecahan yang tidak berdasar hanya akan menjadi hambatan dalam proses pembangunan daerah. Oleh karena itu, ia berpesan agar Abdul Wahid dan SF Hariyanto dapat terus bekerja sama demi masyarakat Riau yang dicintai dan menghindari segala hal yang berpotensi menimbulkan konflik internal.Di mata masyarakat, pertemuan yang diinisiasi oleh Kapolda ini disambut baik. Ivan Syahlufti, Ketua RW 17 di Kelurahan Sialang Munggu, Pekanbaru, mengaku senang dan merasa lega dengan adanya momen kebersamaan tersebut. Pertemuan ini dianggap memberikan kepastian politik bagi warga."Artinya, Pak Gub dan Wagub tidak ada perpecahan. Otomatis masyarakat tenang dan akan merasakan program-program kepemimpinan, sesuai rencana kedua pemimpin kita itu," kata Ivan. Ketenangan masyarakat menjadi faktor penting agar program pemerintah dapat berjalan lancar tanpa dibayangi keraguan akan soliditas pimpinan."Terima kasih Pak Kapolda Riau telah hadir di tengah-tengah Pak Gub dan Wagub. Ini menjadi momen yang mengharukan dan menepis isu miring yang selama ini berkembang," ujar Ivan.Dengan adanya salam komando yang disaksikan langsung oleh Kapolda Riau, publik kini berharap agar Gubernur Abdul Wahid dan Wakil Gubernur SF Hariyanto dapat kembali fokus penuh pada tugas-tugas pemerintahan. Momen ini sekaligus menjadi penutup bagi segala spekulasi politik yang sempat menghangat di kalangan masyarakat dan elit Riau.
Pekanbaru, Petah.id - Buntet (28) diserang tiga ekor harimau di kawasan Sungai Balam, Dusun Nunusan, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu saat mencari damar untuk memperbaiki perahunya.Ia berhasil selamat. Namun, kaki Buntet mengalami luka luka akibat serangan harimau tersebut.Peristiwa mencekam itu terjadi sekitar pukul 09.00 Wib pada Rabu (22/10/2026) di wilayah yang termasuk dalam zona tradisional Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT).Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Ujang Holisudin menyebutkan, ssbelum diserang harimau, korban sempat mendengar suara raungan dari kejauhan."Cerita korban, ia sempat mendengar raungan harimau dari kejauhan, tapi ia abaikan karena sudah terbiasa mendengar suara binatang buas di kawasan hutan tersebut," ungkap Ujang Holisidun.Tak selang lama dari suara raungan tersebut, tambah Ujang Holisidun, tiga ekor harimau muncul. Dua harimau dewasa dan satu masih anakan."Harimau muncul dan menyerang. Induk harimau menyerang pergelangan kaki kiri korban, sementara anaknya menggigit lutut kanan," tambah Ujang Holisudin.Dalam kondisi terluka, korban sempat melawan dengan memukul wajah anak harimau hingga terpental. Melihat hal itu, induknya melepaskan cengkeramannya dan pergi meninggalkan lokasi bersama anaknya.Setelah serangan berakhir, Butet yang berlumuran darah berjalan kaki menuju permukiman warga. Sekitar pukul 12.30 WIB, ia ditemukan dan segera dibawa ke Desa Rantau Langsat, lalu dirawat di Puskesmas Siberida sebelum dirujuk ke RSUD Indrasari Rengat pada pukul 15.30 WIB untuk perawatan intensif.Setelah menerima laporan kejadian tersebut, Tim BBKSDA Riau bersama Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh langsung turun ke lapangan untuk memantau lokasi kejadian serta menemui korban dan keluarganya. Selain itu, tim BBKSDA kepada warga sekitar juga mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sekitar kawasan hutan.“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak beraktivitas sendirian di dalam atau sekitar hutan, dan segera melapor kepada aparat desa atau petugas jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar,” pesan Ujang.
Pekanbaru, Petah.id - Nasib naas menimpa Butet (27) pencari damar di kawasan Sungai Balam, Dusun Nunusan, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu.Ia diterkam dua ekor harimau dan mengalami luka pada bagian kaki.Dikatakan Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Ujang Holisudin menjelaskan, peristiwa mencekam itu terjadi sekitar pukul 09.00 Wib pada Rabu (22/10/2026).“Lokasi kejadian berada di wilayah yang termasuk dalam zona tradisional Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT),” kata Ujang Holisudin.Ditambahkan Ujang Holisudin, dari keterangan korban, ia diserang harimau saat memanen damar untuk menambal perahunya.Sebelum Butet diserang, sambung Ujang Holisudin, sebenarnya Butet sudah mendengar suara raungan harimau dari kejauhan. Namun, ia mengabaikannya karena sudah terbiasa mendengar suara satwa liar di kawasan hutan tersebut."Tak lama kemudian, dua ekor harimau muncul seekor induk dan anaknya. Induk harimau menyerang pergelangan kaki kiri korban, sementara anaknya menggigit lutut kanan," tambah Ujang Holisudin.Lanjut Ujang Holisudin, dari pengamatan tim BBKSD, penyerangan itu diduga induk harimau sedang mengajarkan anaknya untuk berburu.“Dari pengamatan tim BBKSDA, kemungkinan besar induk harimau sedang mengajarkan anaknya berburu,” jelas Ujang Holisudin.Dalam kondisi terluka, korban sempat melawan dengan memukul wajah anak harimau hingga terpental. Melihat hal itu, induknya melepaskan cengkeramannya dan pergi meninggalkan lokasi bersama anaknya.Setelah serangan berakhir, Butet yang berlumuran darah berjalan kaki menuju permukiman warga. Sekitar pukul 12.30 WIB, ia ditemukan dan segera dibawa ke Desa Rantau Langsat, lalu dirawat di Puskesmas Siberida sebelum dirujuk ke RSUD Indrasari Rengat pada pukul 15.30 WIB untuk perawatan intensif.Setelah menerima laporan kejadian tersebut, Tim BBKSDA Riau bersama Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh langsung turun ke lapangan untuk memantau lokasi kejadian serta menemui korban dan keluarganya. Selain itu, tim BBKSDA kepada warga sekitar juga mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sekitar kawasan hutan.“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak beraktivitas sendirian di dalam atau sekitar hutan, dan segera melapor kepada aparat desa atau petugas jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar,” pesan Ujang.Ia juga menegaskan bahwa harimau sumatera merupakan satwa endemik yang berstatus critically endangered (sangat terancam punah) menurut daftar merah IUCN. Konflik antara manusia dan harimau di Riau, katanya, kerap terjadi di wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan konservasi akibat semakin sempitnya ruang jelajah satwa tersebut.“Pasca insiden, BBKSDA Riau bersama pemerintah desa dan pihak TNBT terus melakukan pemantauan intensif untuk memastikan keamanan warga sekaligus menjaga kelestarian harimau sumatera agar tetap hidup harmonis di habitat alaminya,” pungkas Ujang.
Pekanbaru, Petah.id - Setelah terjadinya peristiwa tiga napi kabur dari Rutan Kelas IIB Siak, sejumlah pegawai jaga dan Kepala Rutan (Karutan) Siak diperiksa Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Riau.Dikatakan Kepala Kanwil Ditjenpas Riau Maizar, pemeriksaan itu tentunya berkaitan dengan peristiwa kaburnya 3 tahanan di Rutan Kelas IIB Siak beberapa waktu lalu."Tentunya dilakukan pemeriksaan, terkait siapa yang berjaga, kita akan periksa semua. Posisi saat kejadian lagi di mana, posisi di blok apa, semua diperiksa oleh tim kita yang akan datang ke Siak untuk melakukan pemeriksaan," ujar Kepala Kanwil Ditjenpas Riau, Maizar Senin (20/10/2025).Bahkan, Kepala Rutan (Karutan) dan Kepala Pengamanan Rutan (KPR) Siak juga turut diperiksa. Meski petugas berhasil menangkap kembali dua napi yang berusaha kabur, namun tak bisa mengelak dari tanggung jawab.“Yang jelas satu regu jaga malam itu kita periksa. KPR juga diperiksa, walaupun dia yang ikut menangkap, termasuk Kepala Rutan kita periksa," tegasnya.Seperti diketahui, tiga tahanan yang kabur tersebut, masing-masing Satria Adi Putra (30), Safrudis (32) dan Epi Saputra (34), melarikan diri dari Rutan pada Minggu (19/10/2025) dini hari.Mereka kabur setelah berhasil merusak kuping engsel pintu sel. Tahanan atas nama Satria Adi Putra dan Safrudis, berhasil ditangkap kembali oleh petugas Rutan. Sementara Epi Saputra, hingga Kini masih dalam proses pencarian.“Tertangkap sudah dua, satu lagi belum, lagi dilakukan pencarian. Kami bekerjasama dengan aparat TNI Polri, Lurah, bahkan RT RW tempat dia (tahanan kabur) tinggal. Nama dan foto sudah disebar, kita minta mohon bantu diamankan,” ucap Maizar.Maizar menjelaskan, pasca kejadian pihaknya memerintahkan agar pengamanan dan pengawasan lebih diperketat pada blok-blok hunian. “Kita memperketat pengawasan, juga kontrol rutin di blok-blok hunian, periksa gembok-gembok, melakukan deteksi dini, sehingga tidak lagi terjadi hal-hal yang mengganggu keamanan dan ketertiban di Rutan,” ujarnya.Menurut Maizar, kelebihan kapasitas menjadi salah satu permasalahan krusial yang terjadi di Rutan Siak. Kelebihan kapasitas sudah mencapai 300 persen.Sebelumnya, tiga narapidana terpidana mati kasus narkoba kabur dari sel Kamar Pengendali Narkoba (KPM) di Rutan Kelas IIB Siak, Minggu 19 Oktober 2025 di Kabupaten Siak, Riau. Dua di antaranya berhasil ditangkap, sementara satu napi lainnya masih buron.Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Anom Karibianto memgatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.50 WIB. Petugas mendengar suara mencurigakan di atap seng, lalu mengecek sumber suara. Dari rekaman CCTV, terlihat seorang napi melompat dari atap rutan."Petugas langsung bergerak dan berhasil mengamankan dua napi yang kabur, sementara satu orang masih dalam pengejaran," ujar Anom.
Pekanbaru, Petah.id - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD) Riau, M Edy Afrizal imbau warga untuk waspada akan bemcana angin puting beliung.Hal itu menyusul terjadinya peristiwa yang menimpa warga Kamoung Sialang Sakti, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak.Dikatakan M Edy Afrizal, pihaknya saat ini belum mendapatkan laporan atas musibah yang menimpa warga Siak tersebut.Namun, ia memastikan pihaknya tetap memantau peristiwa yang terjadi di Riau."Belum ada laporan ke kami, tapi kami memantau juga,” katanya.Namun demikian, jika pemerintah kabupaten/kota yang sedang dilanda bencana dan memerlukan bantuan. Hendaknya dapat segera melapor ke BPBD Provinsi Riau.“Kalau memerlukan bantuan berupa peralatan dan logistik, hendaknya melapor ke BPBD Riau. Kami akan berikan bantuan,” ujarnya. Terkait terjadinya bencana puting beliung beberapa waktu belakangan ini, dari Informasi yang pihaknya dapatkan hal tersebut akibat curah hujan yang mulai tinggi di Riau. Kemudian juga disertai dengan angin kencang yang sempat membuat kerusakan.“Karena Riau sudah memasuki musim hujan, sehingga diikuti dengan angin kencang,” sebutnya.Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat jika terjadi hujan lebat dan angin kencang. Hendaknya dapat mencari tempat perlindungan yang aman untuk menghindari terkena akibat dari bencana alam seperti puting beliung. “Kami imbau masyarakat untuk dapat berhati-hati ketika terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Hindari bangunan yang mudah rubuh dan juga pepohonan besar,” imbaunya.
Halaman 1 dari 26