Siak, Petah.id - Kejaksaan Negeri (Kejari) Siak akan memanggil sejumlah perusahaan yang diduga kuat terlibat dalam pengaturan sejumlah proyek di Kabupaten Siak, Riau.Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Siak, Muhammad Juriko Wibisono tak menampik hal tersebut.Dikatakan Juriko, pekan ini pihaknya akan memanggil perusahaan yang diduga terlibat permainan proyek tahun 2025 di Unit Layanan Pengadaan (ULP) barang dan jasa."Iya, pekan ini bakal kita panggil," ungkap Kasi Pidsus Kejari Siak, Muhammad Juriko Wibisono, Senin (3/11/2025).Beberapa perusahaan bakal dipanggil untuk dimintai keterangan terkait dugaan permainan proyek tahun 2025 di Unit Layanan Pengadaan (ULP) barang dan jasa."Kita mendalami adakah tindakan melawan hukum yang merugikan negara atau memang ada kecurangan dalam memenangkan suatu proyek," beber Juriko.Sebelumnya diberitakan, Kejaksaan Negeri (Kejari) Siak memastikan persoalan dugaan permainan proyek tahun 2025 di Unit Layanan Pengadaan (ULP) barang dan jasa terus berlanjut. Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Siak, Muhammad Juriko Wibisono mengatakan, persoalan dugaan permainan di ULP Siak terus diselidiki oleh kejaksaan."Ya ini sudah ke penyelidikan Pidsus, kita akan telusuri terus," kata Kasi Pidsus Kejari Siak, Muhammad Juriko Wibisono saat ditemui di ruangannya, Kamis (30/10/2025).Ditambahkan Juriko, sapaan akrab panggilan Kasi Pidsus Kejari Siak, pihaknya akan segera memanggil pihak pihak terkait, baik Pokja ULP Siak hingga para kontraktor yang diduga terlibat dalam permainan pengaturan proyek di Siak."Nanti pihak pihak terkait kita panggil untuk mendalami keterlibatannya. Baik dari pihak ULP Siak maupun kontraktornya," tambah Juriko.
Pekanbaru, Petah.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dorong pengelolaan sampah jadi energi listrik.Hal itu diungkapkan Gubernur Riau Abdul Wahid saat rapat bersama Bupati Siak Afni Z dan Walikota Pekanbaru Agung Nugroho di Rumah Dinas Gubernur, Pekanbaru, Senin (3/11/2025).Dikatakan Gubernur Riau Abdul Wahid, pengelolaan itu merupakan arahan dari pemerintah pusat.Sehingga, melalui pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL), daerah harus mampu mempersiapkan persyaratannya.“Kita kumpul hari ini dalam rangka menangani pengelolaan sampah yang diberikan penugasan oleh negara melalui Danantara untuk dikelola dengan skema pembiayaan. Untuk itu, kita harus mempunyai kesiapan dalam pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL),” ujar Gubri Abdul Wahid.Dijelaskan Gubri Wahid, pembangunan fasilitas PSEL merupakan bagian dari kebijakan strategis nasional yang diarahkan untuk memperkuat pengelolaan sampah secara modern dan berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Riau telah menyiapkan lahan yang memadai untuk mendukung pelaksanaan proyek tersebut.“Saya sudah berkomunikasi dengan Menteri LH, bagaimana ini supaya bisa didorong. Oleh karena itu, Menteri LH RI mengirimkan Kepresnya kepada saya kalau bisa dikolaborasikan dengan kabupaten/kota, supaya dapat dikelola,” jelasnya.Diungkapkan, pengelolaan sampah di Riau akan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan daerah sekitar. Yang menjadi fokus kerjasama untuk saat ini yaitu Kota Pekanbaru, Siak, dan Kampar.“Ini menjadi sampah komunal yang bisa ditampung, ada Siak, Kampar, dan Pekanbaru. Kami pihak provinsi sudah mempunyai lahannya sekitar 40 hektare,” ungkapnya.Terkait dengan pembiayaan, Gubri Abdul Wahid menerangkan bahwa pemerintah pusat telah menyiapkan skema khusus agar pembangunan PSEL tidak membebani keuangan daerah. Melalui Danantara dan BUMN, proyek ini akan berjalan lancar.“Skema pembiayaan, pembelian listrik oleh PLN sebesar USD 20 cent/kWh. Pemerintah daerah tidak membayar tipping fee dan jaringan listrik menjadi tanggung jawab PT PLN,” terangnya.Ia juga menambahkan bahwa dari sisi kesiapan bahan baku, Riau telah memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan pemerintah pusat. Menurutnya, potensi energi dari sampah di Riau sangat signifikan dan menjadi peluang besar untuk dikembangkan.“Kalau kita lihat syaratnya itu, pemerintah daerah wajib menjamin pasokan sampah minimal 1.000 ton/hari. Jika berdasarkan data, timbulan sampah di Kota Pekanbaru 1.011 ton per hari, Kabupaten Siak 192 ton per hari, dan Kampar 350 ton per hari. Artinya jika kita berkolaborasi, syarat itu sudah terpenuhi,” ujar Gubri.“Potensi energi dari sampah sangat signifikan dan dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi pengelolaan sampah serta ketahanan energi daerah. Dengan dukungan kebijakan dan kesiapan infrastruktur, kita bisa mewujudkan PSEL ini,” lanjutnya.Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Embiyarman, menyebut bahwa pembangunan PSEL akan menjadi langkah konkret. Sehingga, ini dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang mempunyai nilai tambah.“PSEL ini tentu saja menjadi solusi strategis pengelolaan sampah sekaligus penyediaan energi untuk kita. Terlebih kita sudah punya lahannya di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar dengan luas kurang lebih 40 hektare, yang merupakan aset milik Pemprov,” tuturnya.Embiyarman juga menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 yang menekankan percepatan pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik. Selain itu, ia menambahkan, pengelolaan sampah telah ditetapkan sebagai salah satu program prioritas nasional sesuai Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029.“Pendekatan pengelolaan dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir melalui berbagai fasilitas ramah lingkungan. Teknologi yang diterapkan meliputi waste to energy, RDF, biogas, dan komposting skala besar. Jika semua pihak berkolaborasi dengan baik, saya yakin PSEL ini akan menjadi warisan penting bagi masa depan Riau," pungkasnya.
Pekanbaru, Petah.id - Upaya agar Riau bebas dari api terus dilakukan oleh tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau.Pemadaman dilakukan melalui darat dan udara di tujuh daerah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau.Kepala BPBD Damkar Riau M Edy Afrizal mengatakan, saat ini Karhutla masih terjadi di Kabupaten Kampar, Pelalawan, Rokan Hulu (Rohul), Siak, Indragiri Hulu (Inhu), Rokan Hilir (Rohil) dan Kota Pekanbaru. “Saat ini Karhutla dilaporkan masih terjadi di tujuh daerah di Riau. Ada yang merupakan titik baru dan ada juga yang masih proses pendinginan,” katanya, Minggu.Untuk di Kabupaten Inhu, Karhutla terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Karena disekitar lokasi Karhutla tidak ditemukan sumber air, pemadaman harus dilakukan dengan menggunakan helikopter water bombing.“Di Inhu, Karhutla terjadi di kawasan TNTN. Untuk melakukan pemadaman, harus menggunakan helikopter karena tidak ada sumber air didekat lokasi,” ujarnya. Namun, saat ini Karhutla di Riau dilaporkan masih dapat dikendalikan. Pasalnya, tidak semua Karhutla terjadi di lahan gambut melainkan di tanah mineral sehingga lebih cepat dipadamkan.“Karhutla tidak di lahan gambut, tapi ditanah mineral. Jadi lebih cepat dipadamkan, namun tim tetap harus waspada agar api tidak menjalar kelokasi lain,” sebutnya.
Siak, Petah.id - Satuan Reserse Kriminal Polres Siak berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap Novrianto (39), yang sebelumnya ditemukan terkubur di kebun warga Kampung Perawang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak. Pelaku diketahui bernama Ihsan (44), seorang pekerja kebun yang juga suami dari A, perempuan pertama yang menemukan jasad korban.Penangkapan dilakukan pada Kamis (30/10/2025) di Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru. Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy Putra mengatakan, pelaku sempat berusaha kabur saat ditangkap. “Petugas melakukan tindakan tegas dan terukur karena pelaku melawan dan mencoba melarikan diri,” ujar Eka, Jumat (31/10/2025).Pelaku kemudian dibawa ke Mapolres Siak dan dihadirkan dalam konferensi pers. Dari sel tahanan, Ihsan digiring menggunakan kursi roda, dengan kedua betisnya diperban akibat luka tembak.Dari hasil penyelidikan, pembunuhan terjadi pada Minggu pagi, 26 Oktober 2025. Sehari sebelumnya, korban datang ke rumah pelaku dan sempat minum tuak bersama. Namun pada pagi harinya, terjadi pertengkaran karena persoalan sepele, pelaku marah setelah korban menolak membagikan sambungan internet hotspot miliknya.“Pelaku meminta hotspot kepada korban, tapi korban mematikannya dengan alasan kuota tinggal 200 MB. Namun korban tetap menonton video, sehingga pelaku tersinggung,” kata Kapolres.Merasa sakit hati, pelaku mengambil parang dan membacok kepala korban. Korban sempat berlari ke belakang rumah, namun dikejar dan kembali dibacok hingga tewas. Usai membunuh, pelaku membakar kasur yang berlumuran darah korban, kemudian menggali lubang di belakang rumah untuk menguburkan jasadnya yang dibungkus terpal.Setelah mengubur korban, Ihsan sempat meminta uang Rp100 ribu kepada istrinya, namun tak diberikan. Ia kemudian meminjam uang dari orang lain lalu melarikan diri ke Pekanbaru, sebelum akhirnya ditangkap polisi.Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara maksimal seumur hidup.
Rohil, Petah.id - Z (49) diringkus Subdit IV Tipidter Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau.Pria paruh baya itu diringkus lantaran melakukan perdagangan ilegal bagian tubuh satwa dilindungi yakni sisik trenggiling seberat 30 kilogram.Penangkapan dilakukan pada Selasa (28/10) di Jalan Pembangunan, Kelurahan Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.Dikatakan Direktur Reskrimsus Polda Riau Kombes Pol Ade Kuncoro Ridwan, penangkapan bermula dari laporan masyarakat tentang aktivitas mencurigakan terkait jual beli sisik tenggiling di wilayah Bagansiapiapi."Tim segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan penyelidikan di lapangan. Saat dilakukan pengintaian, petugas mendapati pelaku membawa karung putih berisi sisik tenggiling. Pelaku langsung diamankan tanpa perlawanan," ujar Ade, Jumat (31/10/2025).Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku mendapatkan sisik tenggiling itu dari dua orang berinisial Mail dan Madi yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO)."Kedua buronan itu diduga memburu tenggiling liar di hutan wilayah Rokan Hilir dengan cara menjerat, membunuh, lalu mengeringkan sisiknya untuk dijual ke penampung," jelasnya.Petugas menyita barang bukti berupa satu karung putih berisi 30 kilogram sisik tenggiling. Barang itu merupakan bagian tubuh satwa dilindungi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang telah diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024."Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 40A ayat (1) huruf f jo Pasal 21 ayat (2) huruf c UU Nomor 32 Tahun 2024. Ancaman hukumannya maksimal lima tahun penjara dan denda hingga Rp5 miliar," tegas Ade.Saat ini, tersangka dan barang bukti telah diamankan di Mapolda Riau. Polisi juga masih memburu dua pelaku lain dan mendalami kemungkinan jaringan perdagangan sisik tenggiling lintas wilayah di Riau dan sekitarnya.
Inhil, Petah.id - Heboh penangkapan seekor buaya raksasa yang diperkirakan memiliki panjang 7 meter dengan berat 1 ton di Desa Sungai Undan, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau, Jumat (31/10/2025).Penangkapan buaya itu bermula dari seorang warga yang sedang berenang di aliran sungai melihat buaya tersebut melintasi kawasan pemukiman.“Awalnya buaya ini muncul di aliran sungai dan sempat membuat warga cemas, karena cukup besar dan sering terlihat mendekati permukiman. Setelah itu buaya masuk ke parit dan tidak bisa keluar lagi,” jelas Kapolsek Reteh AKP Sahril.Mengetahui keberadaan buaya, seorang warga bernama Zulkifli langsung mengajak sekitar 20 orang warga lainnya untuk mengevakuasi hewan berukuran raksasa tersebut. Setelah berjuang beberapa jam, buaya akhirnya berhasil diamankan menggunakan tali besar.Petugas dari Polsek Reteh kemudian turun ke lokasi untuk mengamankan area dan memastikan proses evakuasi berjalan aman. “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak pemerintah serta BKSDA untuk penanganan dan pemindahan satwa ini. Rencananya, buaya akan dibawa ke Tembilahan besok pagi untuk proses evakuasi lebih lanjut,” ujar AKP Sahril.Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di sekitar sungai atau parit, serta tidak melakukan tindakan yang membahayakan diri maupun satwa liar.Penemuan buaya raksasa ini menjadi perhatian besar masyarakat setempat. Selain karena ukurannya yang luar biasa, kejadian tersebut juga menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian satwa dilindungi di wilayah Indragiri Hilir.
Siak, Petah.id – Polres Siak berhasil mengidentifikasi korban yang ditemukan tewas tanpa identitas di kebun warga Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak. Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy Putra mengatakan, dari hasil autopsi, jenazah lelaki yang dibungkus terpal di kubur di kebun warga bernama Novrianto (39) tewas dengan sejumlah luka di sekujur tubuhnya. “Penyebab kematian korban akibat kekerasan benda tajam yang jamak (multiple trauma) pada leher dan kepala,” ungkap Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandy Putra, , Kamis (30/10/2025) petang. Ditambahkan AKBP Eka, dari hasil autopsi mengungkapkan bahwa mayat korban dalam kondisi membusuk. Selanjutnya ditemukan patah tulang kepala, tulang rahang atas-bawah, tulang leher, belikat, punggung tangan kiri. Kemudian ada luka terbuka pada kepala, wajah, leher, punggung, dada dan kedua anggota gerak atas. Terpotongnya pembuluh darah besar leher sisi kiri, otot leher sisi kiri, lidah, dan robeknya selaput keras otak akibat kekerasan tajam. “Korban diperkirakan tewas 48 sampai 72 jam sebelum pemeriksaan jenazah,” jelas Kapolres Eka. Saat ini, penyidik Satreskrim Polres Siak terus melakukan pendalaman untuk mengungkap pelaku dan motif dibalik pembunuhan sadis tersebut. “Kami telah memeriksa sejumlah saksi, serta mengamankan barang bukti dari lokasi penemuan mayat,” terang Kapolres Eka. Kasus ini masih terus dikembangkan, dan Kapolres Eka mengimbau masyarakat untuk melapor bila memiliki informasi yang dapat membantu proses penyelidikan. Menurut Kapolres Eka, sebelumnya, jasad ditemukan setelah seorang warga mencium bau menyengat yang berasal dari area kebunnya. Warga melapor ke Bhabinkamtibmas Polsek Tualang, setelah mencium bau amis dan menemukan gundukan tanah mencurigakan. “Setelah dicek, ternyata di dalamnya terdapat jasad manusia yang dibungkus terpal biru,” jelas Kapolres Eka. Penemuan itu bermula saat A (37), pemilik kebun, merasa curiga dengan aroma tidak sedap yang tercium di sekitar kebun yang tak jauh dari rumahnya. Ketika menelusuri sumber bau tersebut, ia melihat gundukan tanah yang tampak baru. “Penasaran, A menggali tanah itu, lalu terlihat tangan manusia keluar dari dalam tanah. A kaget, lalu langsung melapor ke Polsek Tualang,” terang Kapolres Eka. Mendapat laporan itu, personel Polsek Tualang bersama tim Inafis Polres Siak turun ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). “Jasad dibungkus terpal biru kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk autopsi,” ucap Kapolres Eka.
Jakarta, Petah.id – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang berhasil menyita 214,84 ton narkoba dengan nilai ekonomi mencapai Rp29,37 triliun selama periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025 atau setahun pemerintahannya. Prabowo menyorot keberhasilan ini sama dengan menyelamatkan 629 juta jiwa manusia dari potensi kerusakan akibat narkoba, atau lebih dari dua kali lipat jumlah penduduk Indonesia. Prabowo mengatakan ancaman terhadap bangsa dan negara ada di depan mata. Ada yang bersifat fisik seperti ancaman militer. Ada juga ancaman psikologis dan ancaman secara politis. "Dan acanaman yang tidak kalah berbahaya adalah ancaman narkoba," kata Prabowo saat memimpin pemusnahan barang bukti narkoba di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta, Rabu (29/10). Prabowo mengatakan masalah utama yang menjadi prioritasnya adalah membereskan kebocoran kekayaan negara. Menurutnya, ibarat tubuh manusia, darah adalah sumber kehidupan. Bila darah itu terus bocor, tubuh akan mati. "Begitu juga bangsa. Kalau kekayaan kita terus bocor, bangsa ini akan gagal," katanya. Prabowo menyampaikan, sejak awal pemerintahannya, ia telah memberikan mandat langsung kepada Kapolri untuk memimpin tiga tugas strategis utama. Pertama pemberantasan narkoba, kedua penyelundupan, dan ketiga judi online. Ketiga hal ini, menurut Prabowo, menjadi akar dari lemahnya kedaulatan ekonomi nasional dan penyebab bocornya kekayaan negara ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Saya tidak menitip satu pun pejabat. Tidak ada titipan keluarga, tidak ada titipan ponakan. Saya hanya titip tiga hal: berantas narkoba, berantas penyelundupan, dan berantas judi online," tegasnya. Prabowo juga menekankan pentingnya sinergi antara Polri, TNI, Kejaksaan, BPK, KPK, dan seluruh lembaga negara lain untuk menegakkan hukum secara menyeluruh tanpa ego sektoral. Prabowo juga menyoroti adanya pihak di dalam pemerintah yang mencoba untuk mencari kepentingan pribadi atau kelompok. “Tidak boleh ada pemerintah dalam pemerintah. Tidak boleh ada mafia dalam pemerintahan. Tidak boleh ada orang pintar yang merasa bisa mengakali rakyat dan pemimpin politik. Mereka yang mencuri uang rakyat, uang negara, akan kita bongkar sampai ke akar-akarnya,” lanjutnya. Prabowo menegaskan pemberantasan mafia pemerintahan tidak hanya soal moral, tetapi juga syarat mutlak bagi kebangkitan ekonomi nasional. Dengan menutup kebocoran anggaran dan menegakkan integritas birokrasi, negara dapat menghemat triliunan rupiah untuk dialihkan ke sektor pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan.
Pekanbaru, Petah.id – Citra (8) bocah asal Kelurahan Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, mengalami luka serius disekujur tubuhnya akibat diserang gajah liar pada Kamis (30/10/2025) dini hari. Kapolsek Rumbai, AKP Said Khairul Iman, menjelaskan kronologis peristiwa itu terjadi, sekitar pukul 05.00 Wib seekor gajah liar tiba-tiba muncul dari arah kebun yang berbatasan langsung dengan permukiman warga. “Mendengar suara binatang dari luar rumah, orang tua korban langsung keluar untuk memastikan. Ternyata benar, ada seekor gajah yang mendekat ke rumah mereka. Keluarga panik dan berusaha menyelamatkan diri,” ungkap AKP Said. Dalam kondisi panik, putri korban terjatuh saat berlari. Malang, gajah tersebut menyerang hingga korban mengalami luka parah. “Korban sudah dilarikan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru untuk mendapatkan perawatan intensif,” tambahnya. Sebuah video berdurasi 1 menit 3 detik yang beredar di media sosial menunjukkan kondisi korban dengan luka di hampir seluruh tubuh. Terlihat dalam video itu, korban meringis kesakitan. Tampak luka-luka berdarah disekitar wajahnya. Petugas kepolisian bersama tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau langsung turun ke lokasi untuk menyelidiki asal-usul hewan liar itu. “Kami sedang berkoordinasi dengan BBKSDA untuk mengetahui dari mana gajah tersebut datang dan memastikan agar tidak kembali menyerang warga,” kata AKP Said. Mengetahui ada warganya menjadi korban serangan gajah liar, Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, langsung menjenguk korban di RSUD Arifin Achmad, Kamis (30/10/2025) siang. Tiba di ruang perawatan, Agung memastikan seluruh biaya pengobatan akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. “Karena ini warga kita, saya langsung berkoordinasi dengan Direktur RSUD Arifin Achmad agar pasien mendapat penanganan secepat mungkin. Kondisi anak ini cukup serius, jadi kita harus tanggap,” ujar Agung Nugroho. Wali Kota juga memerintahkan agar seluruh kebutuhan medis korban, termasuk peralatan pernapasan dan tindakan penyelamatan darurat, segera dipenuhi. “Yang utama sekarang adalah keselamatan nyawa anak tersebut,” tegasnya. Selain bantuan medis, Pemko Pekanbaru juga menurunkan tim untuk membantu keluarga korban yang masih shock dan membutuhkan dukungan moral serta logistik. Agung menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan BBKSDA Riau guna mencegah insiden serupa terulang di kemudian hari. Pemetaan jalur lintasan gajah akan segera dilakukan untuk memastikan satwa liar tidak kembali memasuki wilayah permukiman warga. “Kami akan bekerja sama dengan BBKSDA untuk mengantisipasi pergerakan gajah liar agar tidak membahayakan warga. Ini menjadi peringatan bahwa batas antara kawasan hutan dan permukiman harus lebih jelas dan aman,” ujarnya. Wali Kota juga menyampaikan harapannya agar korban segera pulih dan dapat kembali berkumpul bersama keluarganya. “Semoga anak ini cepat sembuh. Pemerintah akan terus berupaya memberikan rasa aman bagi seluruh warga Pekanbaru,” tutupnya. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari pihak BBKSDA Riau, terkait langkah-langkah apa yang akan dilakukan.
Siak, Petah.id — Warga Kampung Perawang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau, digemparkan oleh penemuan sesosok mayat laki-laki tanpa identitas (Mr. X) di sebuah kebun warga, Selasa (28/10/2025) sore. Jasad tersebut ditemukan dalam kondisi terkubur di dalam tanah dan dibungkus menggunakan terpal.Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy Putra membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, jasad Mr. X ditemukan setelah seorang warga mencium bau menyengat yang berasal dari area kebunnya.“Warga melapor ke Bhabinkamtibmas Polsek Tualang setelah mencium bau amis dan menemukan gundukan tanah mencurigakan. Setelah dicek, ternyata di dalamnya terdapat jasad manusia yang dibungkus terpal,” jelas AKBP Eka kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).Penemuan itu bermula saat A (37), pemilik kebun, merasa curiga dengan aroma tidak sedap yang tercium di sekitar rumahnya. Ketika menelusuri sumber bau tersebut, ia melihat gundukan tanah yang tampak baru.“Saksi menggali sedikit tanah itu, lalu terlihat tangan manusia keluar dari dalam tanah. Sontak saksi kaget dan langsung melapor ke pihak kepolisian,” terang Kapolres.Mendapat laporan, personel Polsek Tualang bersama tim Inafis Polres Siak segera turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Jasad Mr. X kemudian dievakuasi ke RS. Bhayangkara untuk proses autopsi.Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui identitas korban dan penyebab kematiannya. Dugaan sementara, Mr. X merupakan korban tindak kekerasan.“Identitas korban masih dalam penyelidikan. Dugaan awal mengarah pada tindak pidana pembunuhan, namun kami menunggu hasil autopsi untuk memastikan,” pungkas AKBP Eka.Kasus penemuan mayat Mr. X ini kini ditangani oleh Satreskrim Polres Siak bersama Polsek Tualang, sementara lokasi kejadian telah dipasangi garis polisi guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut.