Pekanbaru, Petah.id - Sebanyak 44 orang telah ditetapkan menjadi tersangka atas kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau sepanjang Januari - Juli 2025.Fakta itu disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S Sos, MM. Dikatakan Kepala BNPB Letjen TNI Dr Suharyanto, satgas Penegakan Hukum telah mengeluarkan hasil penindakan dari kejadian tindak pidana pembakaran hutan dan lahan, sebanyak 35 kejadian dilaporkan telah terjadi.“Sudah ada penegakan hukum yang berjalan, ada 44 orang tersangka. Semoga ini bisa menjadi efek jera bagi masyarakat dan menghentikan kegiatan membakar,” kata Suharyanto dikutip Kamis (24/7/2025).Kepala BNPB mengatakan, bahwa kebakaran hutan dan lahan ini lebih banyak dipicu oleh manusia, khususnya untuk membuka lahan dengan cara dibakar.“Ini bukan hanya dari alam, tapi ulah dari manusia. Titik api bukan dari kekeringan, tapi manusia yang bakar,” ujarnya.“Kami bertahun - tahun melihat kebakaran, terlihat betul ini perbuatan ulah manusia. Kita sepakat, ini jangan terus dibiarkan dan berkelanjutan,” imbuhnya.Kemudian Suharyanto mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar dan melaporkan jika ada indikasi atau melihat orang yang akan membakar lahan kepada aparat setempat.“Segera melapor ke TNI/Polri dan aparat desa, jika ada yang membuka lahan dengan membakar,” tegas SuharyantoPada kesempatan yang berbeda, Kepala BNPB turut membeberkan penurunan Hotspot pascapelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilakukan sejak Senin (21/7).“Kemarin OMC dengan satu pesawat, hotspot menurun jauh, hari ini didatangkan satu lagi pesawat. Mudah - mudahan mulai besok dengan dua pesawat, hujan semakin lebat dan api semakin padam,” ujar Suharyanto.Penambahan armada OMC ini guna memaksimalkan pengendalian karhutla di tengah masih adanya pertumbuhan awan hujan di wilayah Provinsi Riau, operasi ini akan dilakukan hingga tanggal 25 Juli 2025.“Alhamdulillah masih ada pertumbuhan awan hujan, jadi kita manfaatkan. Dari mulai kemarin kita OMC, kemarin tiga ton bahan semainya, alhamdulillah datang hujan. Tadi pagi disemai dua ton, turun hujannya. Artinya penerbangan ini mendatangkan hujan,” tuturnya.Merujuk data rekapitulasi tim OMC Lanud Roesmin Nurjadin, penerbangan kemarin dilakukan tiga sortie dan menghasilkan hujan di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan. Sementara penerbangan hari ini yang juga tiga sortie, menghasilkan hujan di Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai.Pemadaman kebakaran melalui OMC merupakan salah satu cara tepat untuk memadamkan api, apalagi dengan jenis lahan yang terdiri dari lahan gambut yang memungkinkan api di atas tanah sudah padam, namun di dalam tanah masih ada bagian yang terbakar.“OMC ketika untuk memadamkan karhutla, sangat efektif karena area kebakaran yang luas dengan mendatangkan hujan akan cepat padam. Apalagi lahan gambut harus dibasahi terus.” ucapnya.Selain itu, akan dilakukan penambahan personel darat yang dilengkapi dengan alat pemadamannya di empat wilayah yang diprioritaskan.“Menambah Satgas darat dengan perbantuan dari Polres dan Kodim masing - masing 100 personel. Pada wilayah Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Dumai,” imbuh Suharyanto.“Bertugas memperkuat operasi pemadaman selama satu bulan. Jika api padam tugasnya melakukan patroli di titik-titik yang kemungkinan ada orang membakar dan mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar,” pungkasnya.
Siak, Petah.id -Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr Andi Amran Sulaiman meradang mengetahui ada perusahaan jadi salah satu penyebab kekeringan air yang terjadi pada petani di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau. Hal itu dikatakan Menteri Andi Amran saat melakukan kunjungan kerja ke areal persawahan di Kampung Sungai Tengah, Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak, Riau dalam rangka percepatan ketahanan pangan dan optimalisasi lahan (Oplah), Rabu (23/7/2025).Bermula dari curhatan Bupati Siak Afni kepada Mentan Amran terkait kekeringan yang dialami oleh petani disebabkan oleh tindakan perusahaan yaitu PT Balai Kayang Mandiri (BKM) yang diduga membendung saluran air primer untuk kepentingan aktifitas usaha mereka."Kami temukan langsung di lapangan bahwa saluran air utama dibendung oleh PT BKM. Ini sangat merugikan petani, terutama saat kemarau seperti sekarang. Saya mohon perhatian dan tindak lanjut dari pusat," ujar Bupati Afni kepada Mentan.Akibat bendungan tersebut, aliran air irigasi menuju sawah warga menjadi terganggu, ratusan hektare lahan pertanian pun terancam gagal panen, sementara para petani hanya bisa berharap pada hujan dan pompanisasi. Afni menyayangkan tindakan perusahaan yang mendominasi sumber daya alam tanpa melihat kebutuhan masyarakat, air yang digunakan PT BKM bersumber dari Sungai Tasik Betung yang berada di Kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil. Menurutnya, penggunaan air alam harus dilakukan secara adil dan seimbang antara kebutuhan perusahaan dan masyarakat.Menanggapi laporan itu, Mentan Amran Sulaiman meradang. Ia meminta kepada aparat penegak hukum untuk segera menindaklanjuti permasalahan yang disampaikan bupati."Tolong ya Pak Kapolres, Dandim, Kajari. Aku boleh minta tolong ya. Usut itu perusahaan. Kita tidak bisa membiarkan aktivitas perusahaan mengorbankan kebutuhan petani. Ini soal ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Saya minta persoalan ini segera ditindaklanjuti," tegas Mentan.Selain air, Mentan Amran memberikan arahan tegas kepada seluruh pihak untuk mendahulukan kepentingan petani kecil dalam pendistribusian pupuk, jika ada pengusaha atau distributor yang menyulitkan petani kecil langsung untuk ditindak. "Tolong ya prioritaskan para petani kita. Jangan utamakan kepentingan usaha semata. Untuk pupuk, saya tidak ingin ada permainan harga. Distributor yang menyulitkan petani harus dicabut izinnya," katanya. Mentan Amran juga memberikan perhatian khusus terhadap kondisi petani di Siak dengan menginstruksikan agar 10 unit traktor disiapkan untuk mendukung petani melalui sinergi dengan Batalyon dan Brigif TP di Kabupaten Siak. "Kita ingin masyarakat petani Siak menjadi makmur dan sejahtera. Jangan ada rekayasa data atau manipulasi laporan. Semua harus transparan dan tepat sasaran," tutupnya.
Siak, Petah.id - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak meminta kampung/kelurahan, kecamatan segera buka Posko Siaga Karhutla.Langkah ini diambil mengingat musim kering yang panjang serta antisipasi meluasnya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Siak.Selanjutnya, dengan adanya posko dapat mengoptimalkan upaya pencegahan, deteksi dini, dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Posko ini juga berfungsi sebagai pusat koordinasi, informasi, dan pelayanan terkait karhutla. Wakil Bupati Siak Syamsurizal saat memimpin Rakor Karhutla mengatakan, terhitung dari tanggal 1 Januari sampai dengan 22 Juli 2025, titik hotspot di Kabupaten Siak berjumlah 82 titik. Sementara firespot sebanyak 38 titik. Total luas lahan yang terbakar namun sudah dipadamkan sebanyak 87,8 hektar. Jumlah lahan terbakar, menempatkan Siak menjadi urutan ke 4 luas wilayah yang terbakar di Provinsi Riau. "Satus siaga darurat bencana Karhutla sudah kita tetapkan 16 April 2025 lalu. Namun menyikapi situasi saat ini, kita terpaksa mengambil langkah-langkah kongkrit agar Karhutla tak bertambah luas,” kata Wabup Syamsurizal di Balai Datuk 4 Suku, Komplek Perumahan Abdi Praja, Kota Siak, Rabu (23/7/2025). ia juga menegaskan, pentingnya sinergi Pemkab bersama Polri, TNI dan pihak-pihak lainnya, terutama melaksanakan patroli bersama di tempat yang rawan Karhutla, serta sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar. "Aktivitas Posko Karhutla nantinya melibatkan BPBD, Kesehatan, Polri, TNI, perwakilan perusahaan, MPA, dan pihak-pihak lainnya. Insya Allah Posko ini secepatnya kita dibentuk," kata dia. Wabup Siak juga mengingatkan perusahaan yang memiliki wilayah kerja di Kabupaten Siak terutama beraktivitas di lahan gambut wajib menjaga Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) yakni 40 Cm dari permukaan tanah. "Kami minta perusahaan wajib punya alat pemadam lengkap beserta armada, untuk antisipasi Karhutla di wilayah operasional. Jangan sampai jika terjadi Karhutla, hanya BPBD Siak yang turun. Perusahan wajib bantu dan ikut memadamkan api. Kalau tidak ada kami akan laporkan ke pihak berwajib," tegasnya. Kemudian, perusahaan wajib menjaga wilayahnya agar jangan sampai terjadi kebakaran. Dan juga menjaga dan membantu wilayah dengan radius 5 - 10 Km dari wilayah perusahaan. "Jika nantinya ada terjadi kebakaran dengan radius 5 - 10 Km dari wilayah perusahaan bapak, saya harap perusahaan membantu penanganannya. Dan tolong libatkan Masyarakat Peduli Api (MPA) daerah sekitarnya," pinta Wabup Siak tersebut. Berdasarkan Rapat Koordinasi tingkat Menteri Maret 2025 lalu, dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi Karhutla terjadi pada bulan Juni, hingga september 2025.
Siak, Petah.id - Satreskrim Polres Siak berhasil ungkap sindikat kasus pemalsuan sertifikat tanah. Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy mengatakan, pengungkapan tersebut bermula dari laporan seorang warga bernama Bambang Ashari. Bambang Ashari merasa tertipu menerima sertifikat tanah palsu dari seseorang yang mengaku bisa membantu pengurusan pemecahan sertifikat."Hal itu terungkap dari laporan warga atas nama Bambang Ashari yang merasa tertipu Rp 8 juta setelah pembuatan sertifikat tanah," ungkap Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy. Dari hasil penyelidikan, kata AKBP Eka, Satreskrim Polres Siak berhasil mengamankan tiga tersangka. "Seorang pria berinisial SU yang berperan sebagai pencari orang yang mau mengurus surat tanah, seorang perempuan berinisial OP yang berperan sebagai seorang yang bisa mengurus surat tanah dan seorang pria berinisial FH yang berperan dalam proses pembuatan sertifikat palsu di sebuah percetakan di Pekanbaru,” kata Kapolres Siak. Tidak sampai disitu, tambah AKBP Eka, petugas menemukan 166 file digital sertifikat tanah palsu yang tersimpan di komputer yang digunakan tersangka FH, yang bekerja sebagai desainer grafis di salah satu percetakan di Pekanbaru.“Ini merupakan temuan yang sangat penting, karena menunjukkan adanya praktik pemalsuan surat yang sistematis dan berulang. Ini bukan kasus satu-dua, tapi sudah berlangsung dari Januari hingga Juli 2025,” tegasnya. Selain ketiga pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa perangkat komputer, monitor, keyboard, mouse, dan bundel kertas yang digunakan untuk mencetak dokumen palsu."Tersangka saat ini dijerat dengan Pasal 264 KUHP tentang Pemalsuan Surat, dengan ancaman pidana penjara maksimal 8 tahun," beber AKBP Eka. Kapolres Siak mengimbau kepada masyarakat agar selalu melakukan pengecekan keaslian dokumen penting, seperti sertifikat tanah, langsung ke kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan tidak mudah percaya terhadap oknum yang mengaku bisa mengurus sertifikat dengan cara cepat.“Kami mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Siak khususnya dan Riau umumnya untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam setiap pengurusan yang berkaitan dengan dokumen pertanahan. Cek betul keasliannya, bisa melalui BPN atau ke Desa untuk surat tanah seperti SKGR. Jangan mengurus tanah melalui Calo,” tutup AKBP Eka.
Siak, Petah.id – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP, melakukan kunjungan kerja ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang berada di Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak, Rabu (23/07/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda kerja Kementerian Pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional serta memberikan motivasi langsung kepada petani dalam meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi.Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Menyempatkan berdialog langsung dengan para petani. Kehadiran beliau disambut antusias oleh masyarakat dan para petani di wilayah tersebut."Kita ingin memastikan bahwa petani mendapat perhatian dan dukungan penuh dari pemerintah. Dengan kerja sama yang baik antara petani dan pemerintah, kita bisa tingkatkan hasil produksi, kurangi impor, dan perkuat kedaulatan pangan kita," ujar Menteri Andi Amran dalam sambutannya.Menteri pertanian juga menekankan penting nya kolaborasi lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan pertanian.Sementara itu, Bupati Siak Afni Z dalam sambutannya menyampaikan saat ini pentingnya sistim irigasi yang dapat mencukupi kebutuhan irigasi para petani. salah satunya pembuatan waduk untuk pengairan persawahan yang ada di kabupaten siak."Permasalahan utama pada saat ini adalah pengairan sawah, sedangkan pada saat ini petani menggunakan air sungai dengan sistem pompanisasi yang PH nya tidak sesuai untuk tanaman padi," kata Afni. Dalam sesi dialog dengan para petani mengenai tantangan dan kebutuhan di lapangan, termasuk soal pupuk, pengairan, benih unggul, dan modernisasi alat pertanian. Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi petani untuk terus berinovasi dan meningkatkan hasil pertanian mereka.Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakapolda Riau, Dandim 0322 Siak,Dinas Pertanian Provinsi Riau, Dinas pertanian Kabupaten Siak , Gapoktan dan unsur Forkopimcam Kecamatan Sabak Auh.
Siak, Petah.id - Kabut asap selimuti cuaca pagi hari di Kabupaten Siak. Sejumlah pengendara tampak menggunakan masker agar tak terkontaminasi oleh udara tak sehat.Dikatakan Suhendra (42), kabut asap tipis itu mulai menyelimuti Kota Siak sejak subuh.Ia merasakan udara tak sehat itu saat pergi ke masjid untuk melakukan solat subuh berjamaah."Pas mau pergi ke masjid kok tebal kali kabutnya. Mulanya berfikir kabut biasa, saat ngantar anak sekolah baru sadar kalau kabut itu kabut asap," kata Suhendra, Senin (21/7/2025).Ditambahkan Suhendra, ia tidak mengetahui secara pasti darimana sumber asap yang menyelimuti Kota Siak.Namun, sambung Suhendra, ia khawatir dengan udara tidak sehat mempengaruhi kesehatan anak anak yang saat ini sedang sekolah."Saya khwatir anak anak yang sedang sekolah saat ini terdampak akibat kondisi udara yang tidak sehat ini," tambah Suhendra.Senada dikatakan Zulfikar (47), warga Kecataman Mempura yang melintasi Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL). Jarak pandangnya terbatas lantaran kabut asap menutupi sinar mentari pagi."Tadi ngantar anak sekolah kabut asap sangat pekat. Gak tau ada kebakaran atau gimana. Tapi udaranya tidak sehat. Kasian anak anak yang ke sekolah," ungkap Zulfikar.Zul, sapaan akrabnya, berharap kondisi kabut asap yang menyelimuti Kota Siak tidak berlangsung lama.Ia khawatir, kondisi itu mempengaruhi kondisi kesehatan warga. "Mudah mudahan situasi ini tidak lama, karena bisa sangat mengganggu kesehatan masyarakat," tutupnya.
Siak, Petah.id - PT Kimia Tirta Utama (KTU) kembali melaksanakan kegiatanpenanaman jagung serentak kuartal III di wilayah operasional perusahaan di Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau.Administratur PT KTU, Teddy Yohendra Siregar, mengatakan kegiatan ini bukan pertama kali digalakkan anak perusahaan PT Astra Agro Lestari, awal Juni 2025 giat ini sukses dilaksanakan dalam mendukung program prioritas nasional swasembada pangan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.Ia menegaskan bahwa program penanaman jagung ini dirancang untuk berjalan selaras dengan prinsip keberlanjutan.“Melalui program ini, kami berharap dapat mendukung ketahanan pangan nasional tanpa mengorbankan keberlanjutan sektor perkebunan. Ini adalah wujud nyata komitmen kami dalam menciptakan cadangan pangan yang memadai,” ujarnya.Ia menambahkan, jagung dipilih karena memiliki masa tanam yang singkat serta potensi tinggi untuk mengoptimalkan lahan perkebunan yang ada, tanpa merusak struktur ekologis lahan. Metode yang digunakan dalam program ini juga dirancang untuk menjamin keberlanjutan dan efisiensi lahan jangka panjang.“Kami optimis program ini akan memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi ketergantungan impor jagung, memperkuat ketahanan pangan nasional, sekaligus menciptakan nilai tambah dalam sektor agribisnis,” imbuhnya.Penanaman jagung serentak yang dilakukan oleh PT KTU bukan hanya sekadar aksi tanam biasa, melainkan langkah strategis yang dirancang untuk membangun kemandirian pangan dari tingkat lokal. Melalui integrasi sektor perkebunan dan pertanian, serta dukungan multi pihak, kegiatan ini diharapkan memberikan dampak positif yang luas, mulai dari peningkatan produktivitas lahan, pengurangan impor, hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.Komitmen ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah untuk mendorong dunia usaha berkontribusi langsung dalam program ketahanan pangan, tidak sekadar melalui bantuan, tapi melalui program yang berbasis data, potensi lokal, dan prinsip keberlanjutan.Dengan pelaksanaan kegiatan ini, PT Kimia Tirta Utama menegaskan bahwa peran korporasi tidak hanya terbatas pada kegiatan bisnis inti, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan nasional. Apa yang ditanam hari ini bukan hanya jagung, tapi juga benih harapan akan masa depan pangan Indonesia yang tangguh, mandiri, dan berdaulat.Sementara itu, Kapolsek Koto Gasib IPTU Suhardiyanto menyebutkan, kegiatan tersebut menjadi wujud kontribusi perusahaan terhadap ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. “Kami sangat mengapresiasi program ini karena ikut mendukung visi besar menciptakan kemandirian pangan. Sinergi antara PT KTU, Polri, dan masyarakat adalah kekuatan utama menuju swasembada,” ungkap Kapolsek Koto Gasib, IPTU Suhardiyanto.Ia menyampaikan apresiasi atas komitmen PT KTU dalam melaksanakan program penanaman jagung yang dinilainya selaras dengan visi nasional Presiden Prabowo. Suhardiyanto juga menekankan pentingnya prinsip budidaya berkelanjutan agar hasil yang dicapai tidak hanya produktif tetapi juga bertahan dalam jangka panjang.Hal senada disampaikan oleh Sekretaris camat (Sekcam) Koto Gasib, Muharam, yang menyoroti peran aktif perusahaan dan masyarakat sebagai kunci keberhasilan program ini.“Semangat gotong royong yang ditunjukkan sangat membanggakan. Saya yakin jika semangat ini terus dijaga, target swasembada pangan akan dapat tercapai. Harapan kami, kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan secara berkelanjutan,” ucapnya.Untuk diketahui, hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pihak internal maupun eksternal, mulai dari jajaran manajemen perusahaan hingga perwakilan pemerintahan, aparat keamanan, serta tokoh masyarakat setempat.Dari internal perusahaan, hadir Administratur PT KTU Teddy Yohendra Siregar, Community Development Officer A. Hardiman, Asisten CSR Eri Apriadi, serta tim sustainability, Amalia Sukmawati Putri dan Syamri Kardo. Sementara dari unsur eksternal turut hadir Kapolsek Koto Gasib IPTU Suhardiyanto, S.IP, Sekcam Koto Gasib Muharam, Kepala KUA Kecamatan, Kepala UPT Pertanian, dan Ibu-ibu Bhayangkari Polsek Koto Gasib.
Siak, Petah.id - Malam ini, suasana Kampung Kayu Ara Permai, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, kembali semarak dengan gelaran showcase seni residensi persembahan seniman Miftahul Ihsan. Mengusung tema "Gambus Selodang dan Marwas", pertunjukan ini menjadi ruang ekspresi sekaligus upaya pelestarian seni musik tradisi Melayu Siak, Jumat (11/7/2025). Gambus Selodang dan Marwas merupakan dua instrumen pengiring yang tak terpisahkan dalam tradisi tari Zapin Melayu Siak. Bila ditelusuri jejaknya, musik ini erat kaitannya dengan sejarah kejayaan Kesultanan Siak Sri Indrapura, yang dulu menjadi pusat peradaban Melayu di pesisir timur Sumatera.Namun seiring perkembangan zaman, seni musik Zafin tradisi perlahan mulai terpinggirkan, khususnya di kalangan generasi muda Kabupaten Siak. Pewarisnya makin sedikit, dan kekhawatiran akan hilangnya seni ini menjadi alasan utama diadakannya program residensi serta showcase malam ini.Melalui panggung seni ini, Miftahul Ihsan menampilkan hasil eksplorasi artistiknya selama masa residensi, dengan harapan dapat membangkitkan kembali kecintaan masyarakat, khususnya anak muda, terhadap warisan musik tradisi daerahnya."Kita ingin musik Gambus Selodang dan Marwas ini tak hanya jadi cerita sejarah, tapi bisa tetap hidup dan diwariskan ke generasi berikutnya," ungkap Miftahul Ihsan di sela acara.Acara ini digelar atas kerjasama berbagai pihak, dengan Budi Setiawan selaku PIC kegiatan yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Musik Tradisional Warisan Melayu. Kehadirannya sekaligus menjadi bentuk komitmen kolektif seniman Melayu untuk menjaga dan merawat seni-seni tradisi di Tanah Siak.Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk kembali menggairahkan seni tradisi Melayu Siak di tengah pesatnya arus budaya modern.
Pekanbaru, Petah.id - Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan mengungkapkan adanya penambahan tersangka baru dalam kasus perusakan dan penyerangan terhadap PT Seraya Sumber Lestari (SSL). Tersangka yang baru ditetapkan bernama inisial AS. Para pelaku yang ditangkap mengaku mendapat perintah dan aliran dana dari "cukong", yang pengakuannya masih didalami penyidik."Penambahan tersangka baru penyerangan dan perusakan fasilitas milik PT SSL inisial AS. Iya ada (perintah dan dana dari cukong), keterangan itu masih kita dalami, kita buru cukong-cukong itu," kata Asep Rabu (9/7).Asep menjelaskan bahwa dua inisial yang telah diperiksa, YC dan A, mengakui memiliki kebun sawit di konsesi PT SSL. Keduanya disebut-sebut sebagai cukong di balik kebun sawit yang dibangun di lahan konsesi HTI kayu akasia milik PT AAL."Berdasarkan pemeriksaan saksi, luas lahan YC diperkirakan 150 hektare, sedangkan lahan A seluas 90 hektare (terletak di Desa Tumang 5 hektare dan Desa Marampan Hulu 85 hektare). Penyidik akan mendalami pengakuan para cukong ini untuk memastikan kebenaran luas lahan yang mereka kuasai," jelas Asep.Sebelumnya diberitakan, Asep mengingatkan Bupati Siak, Afni, untuk berhati-hati dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat terkait konflik lahan di kawasan konsesi PT SSL, Desa Tumang, Kabupaten Siak, yang berujung pada kerusuhan. Asep menegaskan bahwa tidak semua pihak yang berada di dalam kawasan hutan yang seharusnya ditanami akasia oleh PT SSL benar-benar berjuang untuk hidup. Masyarakat dan cukong justru menggarap lahan konsesi kayu akasia dengan menanami kebun kelapa sawit.Hasil penyelidikan dan profiling polisi menemukan adanya kelompok cukong yang memanfaatkan konflik lahan untuk kepentingan pribadi. "Ada orang yang sekadar mencari nafkah di sana, tapi ada juga yang memperkaya diri sendiri. Ini yang harus dibedakan oleh Pemerintah Kabupaten Siak," tegas Asep pada Senin (23/6) lalu. Dia menambahkan bahwa kawasan tersebut merupakan hutan yang secara legal telah diberikan izin pengelolaan kepada PT SSL oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bukan untuk dijadikan kebun sawit.Namun, faktanya ditemukan oknum-oknum kaya yang menguasai lahan secara ilegal di dalamnya. Asep membeberkan bahwa ada yang memiliki 400 hektare kebun sawit, bahkan seorang bos berinisial A menguasai lebih dari 300 hektare, dan YC memiliki 184 hektare. "Apa iya ini masyarakat yang butuh untuk makan?" ungkapnya mempertanyakan.Asep menegaskan pihaknya akan menindak tegas para cukong yang memperkaya diri di kawasan hutan dan diduga menjadi dalang aksi anarkis. "Saya sudah profiling, nanti akan saya tangkap semua. Jangan sampai masyarakat kecil yang jadi korban karena ulah para cukong," tandasnya.Asep menyarankan Bupati Siak untuk melakukan verifikasi menyeluruh terhadap klaim masyarakat. Jika memang ada masyarakat lokal yang benar-benar bergantung hidup dari lahan tersebut, pemerintah daerah bisa memperjuangkannya dengan cara yang legal, seperti melalui skema perhutanan sosial. Dia juga menyoroti klaim sepihak terhadap lahan seluas 9.000 hektare dari total 19.450 hektare di kawasan tersebut, mempertanyakan apakah klaim itu benar-benar milik masyarakat atau justru dikuasai oleh oknum berkepentingan.Polda Riau saat ini masih terus melakukan pengembangan penyidikan terhadap kasus perusakan dan pembakaran fasilitas PT SSL, yang sebelumnya telah menjerat 13 orang pelaku, termasuk oknum kepala desa dan kepala dusun. Polisi juga menduga ada keterlibatan pihak luar yang menggerakkan massa untuk bertindak anarkis. Peristiwa pembakaran pos keamanan dan lima rumah karyawan PT SSL di Tumang, Kabupaten Siak, Riau, terjadi pada Rabu (11/6) lalu, diduga karena konflik lahan antara warga dengan perusahaan, di mana massa juga menjarah7 barang pekerja dan menyebabkan trauma.
Siak, Petah.id - Bupati Siak Afni keluarkan surat edaran terkait larangan perekrutan pegawai non ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Siak.Bupati Siak Afni mengatakan, keluarnya surat edaran tersebut merupakan imbas dari defisit anggaran.Hal tersebut juga dilakukan untuk menjaga pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien. Serta komitmennya untuk menyelesaikan dan penanganan tenaga honorer yang telah bekerja di lingkungan instansi pemerintah daerah."Kalau tidak diatur, nanti ini menjadi beban daerah. Uang dari mana untuk membayar gaji mereka. Saya minta kepala OPD tolong dicek lagi, mestinya di atas 2022 tak boleh lagi terima non ASN," kata Afni di Siak, Selasa (8/7/2025).Pemkab Siak telah mengangkat 600 lebih honorer menjadi ASN PPPK. Itu menunjukan komitmen nya, memperjuangkan nasib tenaga honorer. "Banyak bersyukur, bekerjalah yang benar, terutama ASN yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Layani masyarakat dengan baik senyum, tegur dan sapa," pintanya.Surat Edaran itu, dikeluarkan, berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2023 tentang ASN dalam rangka penataan SDM Aparatur telah mengatur ASN. Pasal 65 yang berbunyi, pejabat pembina kepegawaian dan pejabat lain sebagai maksud pasal 1 dan 2 yang mengangkat pegawai dan ASN untuk mengisi jabatan ASN dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 2018. Tentang manajemen pppk diundangkan pada tanggal 28 November 2018. Maka dengan demikian pemberlakuan lima tahun sebagaimana tersebut dalam pasal 99 ayat 1 jatuh pada tanggal 28 November 2023 yang mewajibkan status kepegawaian di lingkungan instansi pemerintah terdiri dari dua jenis kepegawaian yaitu PNS dan PPPK"Surat edaran saya teken 3 juli 2025 kemarin, kami minta pimpinan OPD tidak lagi melakukan perekrutan pegawai non ASN. Kita berkomitmen terus berusaha mengusulkan R2, R3 ke pusat agar bisa di angkat menjadi PPPK," pinta Afni.