Siak, Petah.id - Warga Kabupaten Kepulauan Meranti diterkam harimau di Dusun Mungkal, Kampung Adat Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Siak pada Minggu (17/3/2024) malam. Diketahui, korban bernama Effendi (30). Effendi diterkam harimau saat sedang istirahat di pondok usai menebang Sagu pada Ahad (17/3/2024) sekira pukul 21.30 Wib.Korban bersama tiga temannya selesai makan lalu istirahat, tidak lama kemudian tiba-tiba muncul seekor harimau menerkamHal tersebut dibenarkan Ketua Animal Rescue Siak Irwan Priyatna. Dikatakan Irwan, korban yang diterkam harimua tersebut saat ini dalam kondisi selamat. Korban mengalami luka robek dibagian lengan tangan. "Iya benar ada seorang warga kabarnya dari Kabupaten Meranti diterkam harimau di Sungai Apit. Korbam selamat, namun terdapat luka dibagian lengan tangannya," kata Irwan Priyatna. Ditambahkan Irwan, hal itu bermula dari informasi yang disampaikan oleh masyarakat setempat dan beredar luas di grup whatsapp. "Kami bersama BBKSDA Riau sedang mendalami bagaimana kronologis peristiwa tersebut," tambah Irwan. Lebih lanjut, Tim Animal Rescue dan BBKSDA Riau juga akan turun ke lokasi untuk melakukan investigasi lebih detil. Irwan tak bosan-bosan mengimbau agar warga sementara waktu ini untuk tidak melalukan aktifitas pada malam hari di areal perlintasan harimau. "Sementara waktu jangan beraktifitas malam hari. Jika pergi ke kebun siang hari hendaknya jangan sendirian, minimal dua orang lah," imbau Irwan.
Pekanbaru, Petah.id - Tim Basarnas Pekanbaru mendapat laporan adanya bocah berusia 7 tahun diketahui bernama Lutfi tenggelam di Sungai Indragiri, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau.Kepala Basarnas Pekanbaru Budi Cahyadi membenarkan kejadian nahas itu. Dijelaskan, pada Jumat malam pukul 19.15 WIB, pihaknya, mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Inhu bahwa ada seorang anak yang tenggelam di Sungai Indragiri. “Kami dapat laporan bahwa pada Pukul 15.45 WIB telah terjadi kondisi membahayakan manusia berupa seorang anak terjatuh di Sungai Indragiri, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, pada titik koordinat perkiraan 0°29'25"S - 102°10'46"E,” katanya.Setelah mendapatkan laporan tersebut, Tim Basarnas kemudian langsung menurunkan anggota dari Pos SAR Tembilahan menuju lokasi kejadian. Jarak pos SAR Tembilahan dengan lokasi kejadian yakni 108 Km.“Tim dari pos SAR Tembilahan berjumlah lima orang sudah langsung menuju ke lokasi kejadian,” sebutnya.Dalam melakukan upaya pencarian tersebut, pihaknya juga membawa perlengkapan seperti perahu karet, alat navigasi dan alat komunikasi, peralatan medis.
Pekanbaru, Petah.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Provinsi Riau tahun 2024. Penetapan status siaga darurat Karhutla Riau tersebut terhitung mulai 13 Maret hingga 30 November 2024. Penetapan status itu melalui Surat Keputusan Gubernur yang diteken langsung oleh Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto pada 13 Maret 2024. Penetapan status siaga darurat Karhutla Riau itu menyusul dua daerah, yakni Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis yang elah menetapkan status yang sama. Terkait hal itu, Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal memerintahkan anak buahnya untuk berpartisipasi secara rutin di lahan-lahan yang berpotensi terjadinya kebakaran lahan. "Jangan kasih kendor bagi pelaku-pelaku kebakaran lahan baik perorangan maupun perusahaan. Saya selalu ingatkan kepada anggota jangan sampai ada kebakaran lahan, maksimalkan patroli di seluruh penjuru," ujar Iqbal kepada merdeka.com, Jumat (15/3). Iqbal tak ingin ada titik api yang menyebar di Riau, apalagi sampai menimbulkan dampak kabut asap. Dia juga menegaskan agar pihak perusahaan membantu aparat dan pemerintahan untuk menjaga lahannya dari kebakaran lahan. "Pihak perusahaan juga harus patroli rutin di wilayahnya masing-masing. Kalau sampai ada kebakaran lahan, kami tidak pandang bulu, langsung kami sikat," tegas Iqbal. Sementara itu, usai penetapan siaga darurat karhutla Penjabat (Pj) Gubernur Riau (Gubri) SF Hariyanto mengikuti sekaligus memberikan laporan antisipasi kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dalam Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Karhutla 2024, di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Acara Rakorsus kali ini diadakan secara langsung dan daring, yakni terdapat sembilan gubernur yg diundang langsung dalam kegiatan ini. Diantaranya, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Riau, Gubernur Kalimantan Timur, Gubernur Kalimantan Barat, Gubernur Kalimantan Tengah, Gubernur Kalimantan Selatan, Gubernur Jawa Timur, Gubernur Sulawesi Selatan, dan Gubernur Papua Selatan. Rakorsus Karhutla 2024 ini dipimpin langsung oleh Menkopolhukam, Hadi Tjahjanto, kemudian juga dihadiri Mendagri Tito Karnavian dan Menteri LHK Siti Nurbaya. SF Hariyanto menyampaikan permohonan bantuan helikopter dan pesawat TMC dari berbagai pihak untuk penanganan Karhutla di Riau tahun 2024. "Rapat Kamis kemarin kita minta BNPB ada helikopter patroli satu unit dan water bombing enam unit. Kemarin juga ada dari KLHK satu unit sudah sampai di Lanud Roesmin Nurjadin," kata Anto sapaan akrabnya. Anto menyebutkan ada beberapa kendala yang dihadapi Riau dalam antisipasi Karhutla. Diantaranya adalah sebagian besar wilayah Riau adalah lahan gambut. Lalu kendala lainnya aalah lokasi kabakaran yang sulit di akses dan sumber air yang kering. "Persoalan yang timbul adalah bekas wilayah banjir menyebabkan banyak rumput yang mati. Nah rumput-rumput itu juga bisa menimbulkan potensi kebakaran, kami buat edaran kabupaten kota untuk lebih mengantisipasi," ucap Anto. Anto menjelaskan penetapan status siaga darurat Karhutla di Provinsi Riau hingga 30 November 2024 mendatang. Dengan penetapan status siaga darurat Karhutla ini menjadikan Riau sebagai provinsi pertama yang menetapkan status Siaga Darurat Karhutla. Salah satu alasan penetapan status siaga Karhutla ini yakni minimnya curah hujan, hotspot terus meningkat dan banyak lahan terbakar. Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal mengatakan berdasarkan SK tersebut, status siaga darurat Karhutla Riau ditetapkan selama 263 hari. Terhitung mulai 13 Maret hingga 30 November 2024. "Status siaga Karhutla Riau ini sudah ada dua daerah menetapkan status sama, yakni Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis. Karena sudah ada dua daerah yang menetapkan status siaga Karhutla, maka sudah bisa menjadi syarat untuk penetapan siaga darurat Karhutla tingkat provinsi," jelas Edy. Dengan telah ditetapkan status ini, kata Edy maka dalam penanganan dan penanggulangan bencana kebakaran di Riau bisa lebih maksimal. Sebab saat ini wilayah pesisir Riau sudah dilanda musim panas.
Siak, Petah.id - Seluas 3,5 hektar lahan di Tanjung Kuras, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak dilahap sijago merah, Jumat (15/3/2024). Kepala Manggala Agni Daops Siak Ihsan Abdilah mengatakan, saat ini pihaknya bersama tim lainnya sedang berjibaku untuk memadamkan api agar tidak meluas. "Luas lahan yang terbakar lebih kurang 3,5 hektar. Saat ini tim sedang berupaya untuk memadamkan api," kata Ihsan Abdillah. Ditambahkan Ihsan, sulitnya pasokan air di lokasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadikan tim sedikit kesulitan untuk memadamkan api. Apalagi, lanjut Ihsan, lahan yang terbakar merupakan lahan gambut dengan vegetasi resam dan semak belukar yang sangat mudah menyulut api semakin membesar. "Meski api sudah dapat dikendalikan, tapi tim sedikit kusulitan dalam upaya pemadaman lantaran pasokan air yang sedikit ditambah lahan gambut dan vegetasi yang mudah terbakar," tambah Ihsan. Belum dapat dipastikan penyebab terjadinya karhutla di lahan milik masyarakat tersebut. Namun, lanjut Ihsan, pihaknya sedang fokus untuk memadamkan api agar tidak meluas. "Penyebab terbakarnya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Saat ini kita fokus pemadaman lanjutan agar api tidak meluas," sebut Ihsan. Saat ini, tim dari Manggala Agni, Polisi, TNI, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan BPBD Siak masih berjibaku untuk memadamkan api di lokasi.
Siak, Petah.id - Warga Siak terus dihebohkan dengan kemunculan binatang buas harimau di beberapa titik dengam waktnyany berdekatan. Pertama, warga Dusun Mungkal, Kampung Adat Penyengat, Kecamatan Sungai Apit yang dibuat geger kemunculan raja hutan tersebut. Di Dusun Mungkal, balita 2,5 tahun nyaris dimangsa harimau. Terdapat luka robek bekas cakaran pada bagian kaki bocah balita tersebut. Kemudian, di Kampung Paluh, Kecamatan Mempura juga dihebohkan dengan matinya seekor sapi betina yang diduga diterkam harimau. Dalam vidio yang beredar, kondisi tubuh sapi tersebut banyak robekan bekas terkaman harimau dan kondisi tubuh yang sudah tidak utuh.Tim Animal Rescue bersama BBKSDA, Polri dan TNI bergerak cepat dengan memasang kamera trap untuk melihat pergerakan harimau tersebut. Langkah tersebut berhasil menangkap gambar harimau berukuran jumbo. Ketua Tim Animal Rescue Siak Irwan Priyatna mengatakan, harimau yang tertangkap kamera trap yang dipasang oleh tim benar di Kampung Paluh, Mempura. "Tim memasang dua kamera trap tak jauh dari lokasi matinya sapi. Ternyata, harimau itu kembali lagi melihat mangsanya yang sudah mati tersebut dan tertangkap kamera," kata Irwan Priyatna. Saat ini, lanjut Irwan, pihaknya sedang menyiapkan Box Trap untuk menangkap harimau sumatera tersebut. "Kita sudah siapkan untuk pemasangan Boxtrap. Tinggal geser dimana posisi yang strategis untuk dipasang. Hal itu tentunya kami rapatkan dahulu dengan pihak teknis terkait BBKSDA Riau," sebut Irwan. Irwan memprediksi, dari gambar yang berhasil ditangkap oleh kamera trap, Harimau Sumatera tersebut berukuran dewasa. "Sepertinya harimau yang di Paluh Mempura itu harimau sumatera dewasa," tutur Irwan. Sebelumnya diberitakan, Warga Kampung Paluh, Kecamatan Mempura dihebohkan dengan beredarnya informasi seekor sapi yang tewas dalam kondisi tidak utuh. Diduga, hewan ternak milik warga tersebut mati lantaran dimangsa harimau.Ketua Animal Recue Siak Irwan Priyatna mengatakan, saat ini pihaknya bersama tim BBKSDA Provinsi Riau melakukan investigasi di lokasi kejadian dan menemukan jejak harimau sumatera.“Hasil investigasi di lokasi ditemukan jejak harimau dan bekas terkaman dan cakaran pada bagian leher sapi yang sudah tewas,” kata Irwan Priyatna, Minggu (3/3/2024).Ia mengimbau agar warga menjauhi lokasi kejadian dan sementara waktu untuk tidak pergi kekebun hingga situasi dinyatakan aman.“Imbauan buat warga agar menjauhi lokasi kejadian. Untuk sementara jangan ke kebun dulu, kalau keluar rumah jangan sendirian. Kurangi aktivitas dimalam hari. Kalau terpaksa keluar rumah jangan sendirian. Usahakan hewan ternak dimasuk kan kedalam kandang dan di ikat,” imbau Irwan.Sementara itu, Camat Mempura Harland Winanda Mulya membenarkan peristiwa matinya seekor sapi milik warga Kampung Paluh bernama Yuda yang diduga dimangsa hewan buas harimau.Kendati demikian, kata Herland, ia belum dapat memastikan bahwa sapi yang mati diterkam harimau."Benar sapi milik warga tewas diduga diserang binatang buas. Tapi kami belum dapat memastikan binatang buas itu harimau atau bukan," kata Camat Mempura, Harland, Minggu (3/3/2024).
Siak, Petah.id – Harimau kembali meneror warga di Kabupaten Siak tepatnya di Kampung Paluh, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau. Akibat keganasan raja hutan tersebut, satu ekor sapi milik warga tewas dengan kondisi robek dan tak utuh. Sepekan sebelumnya, 3 ekor binatang buas harimau juga meneror warga di Dusun Mungkal, Kampung Adat Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Siak. Kemunculan harimau tersebut nyaris menerkam balita 2,5 tahun yang sedang tidur di dalam rumahnya. Kemunculan harimau dibeberapa titik di Kabupaten Siak membuat Ketua Tim Animal Rescue Siak, Irwan Priyatna mengimbau agar masyarakat khususnya di lokasi kejadian untuk sementara waktu tidak bepergian ke kebun lantaran situasi belum kondusif. Dikatakan Irwan Priyatna, hal itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. “ Untuk sementara waktu jangan ke kebun dulu, atau keluar rumah jangan sendirian. Aktifitas malam hari dikurangi dan jauhi lokasi kejadian,” pinta Ketua Animal Rescue Siak, Irwan Priyatna. Ditambahkan Irwan, saat ini pihaknya bersama BBKSDA Riau, Polisi dan TNI sudah melakukan investigasi di lapangan. Dari temuam yang didapat, sapi warga yang tewas besar kemungkinan diserang harimau. ”Di lokasi ditemukan jejak harimau dan bekas terkaman dan cakaran pada bagian leher sapi yang sudah tewas,” sebut Irwan. Sebelumnya diberitakan, Warga Kampung Paluh, Kecamatan Mempura dihebohkan dengan beredarnya informasi seekor sapi yang tewas dalam kondisi tidak utuh. Diduga, hewan ternak milik warga tersebut mati lantaran dimangsa harimau. Ketua Animal Recue Siak Irwan Priyatna mengatakan, saat ini pihaknya bersama tim BBKSDA Provinsi Riau melakukan investigasi di lokasi kejadian dan menemukan jejak harimau sumatera. “Hasil investigasi di lokasi ditemukan jejak harimau dan bekas terkaman dan cakaran pada bagian leher sapi yang sudah tewas,” kata Irwan Priyatna, Minggu (3/3/2024). Ia mengimbau agar warga menjauhi lokasi kejadian dan sementara waktu untuk tidak pergi kekebun hingga situasi dinyatakan aman. “Imbauan buat warga agar menjauhi lokasi kejadian. Untuk sementara jangan ke kebun dulu, kalau keluar rumah jangan sendirian. Kurangi aktivitas dimalam hari. Kalau terpaksa keluar rumah jangan sendirian. Usahakan hewan ternak dimasuk kan kedalam kandang dan di ikat,” imbau Irwan. Sementara itu, Camat Mempura Harland Winanda Mulya membenarkan peristiwa matinya seekor sapi milik warga Kampung Paluh bernama Yuda yang diduga dimangsa hewan buas harimau. Kendati demikian, kata Herland, ia belum dapat memastikan bahwa sapi yang mati diterkam harimau. "Benar sapi milik warga tewas diduga diserang binatang buas. Tapi kami belum dapat memastikan binatang buas itu harimau atau bukan," kata Camat Mempura, Harland, Minggu (3/3/2024). Saat ini, tambah Herland, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan BPBD Siak dan BBKSDA untuk memastikan hal tersebut. "Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, kami juga sudah berkomunikasi dengan pihak BPBD Siak dan BBKSDA," tambah Harland. Ia mengimbau agar sementara waktu ini bagi warga yang beraktifitas di kebun untuk tidak bepergian seorang diri. "Sementara waktu warga pergi kekebun jangan sendirian, minimal berdua orang lah. Sampai situasi benar-benar aman," imbau Harland.
Siak, Petah.id - Warga Kampung Paluh, Kecamatan Mempura dihebohkan dengan beredarnya informasi seekor sapi yang tewas dalam kondisi tidak utuh. Diduga, hewan ternak milik warga tersebut mati lantaran dimangsa harimau. Ketua Animal Recue Siak Irwan Priyatna mengatakan, saat ini pihaknya bersama tim BBKSDA Provinsi Riau melakukan investigasi di lokasi kejadian dan menemukan jejak harimau sumatera. “Hasil investigasi di lokasi ditemukan jejak harimau dan bekas terkaman dan cakaran pada bagian leher sapi yang sudah tewas,” kata Irwan Priyatna, Minggu (3/3/2024). Ia mengimbau agar warga menjauhi lokasi kejadian dan sementara waktu untuk tidak pergi kekebun hingga situasi dinyatakan aman. “Imbauan buat warga agar menjauhi lokasi kejadian. Untuk sementara jangan ke kebun dulu, kalau keluar rumah jangan sendirian. Kurangi aktivitas dimalam hari. Kalau terpaksa keluar rumah jangan sendirian. Usahakan hewan ternak dimasuk kan kedalam kandang dan di ikat,” imbau Irwan. Sementara itu, Camat Mempura Harland Winanda Mulya membenarkan peristiwa matinya seekor sapi milik warga Kampung Paluh bernama Yuda yang diduga dimangsa hewan buas harimau. Kendati demikian, kata Herland, ia belum dapat memastikan bahwa sapi yang mati diterkam harimau. "Benar sapi milik warga tewas diduga diserang binatang buas. Tapi kami belum dapat memastikan binatang buas itu harimau atau bukan," kata Camat Mempura, Harland, Minggu (3/3/2024). Saat ini, tambah Herland, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan BPBD Siak dan BBKSDA untuk memastikan hal tersebut. "Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, kami juga sudah berkomunikasi dengan pihak BPBD Siak dan BBKSDA," tambah Harland. Ia mengimbau agar sementara waktu ini bagi warga yang beraktifitas di kebun untuk tidak bepergian seorang diri. "Sementara waktu warga pergi kekebun jangan sendirian, minimal berdua orang lah. Sampai situasi benar-benar aman," imbau Harland. Lebih jauh dikatakan Harland, dari vidio yang beredar, memang warga melihat beberapa jejak mirip tapak harimau. "Informasi dari warga dan vidio yang beredar, warga memang melihat banyak jejak harimau di lokasi matinya seekor sapi tersebut," lanjutnya. Lanjut Harland, ia mendapat kabar dari warga soal matinya seekor sapi diduga dimangsa harimau itu pada pagi hari sekira pukul 07.00 Wib. "Saya pagi dapat kabar itu, kalau kejadiannya kemungkinan pada dini hari atau saat subuh," tuturnya. Dari vidio yang beredar, tampak seekor sapi berjenis betina mati di tepi parit di salah satu kebun milik warga dengan kondisi tubuhnya yang terkoyak-koyak.
Siak, Petah.id - Sebanyak tiga ekor harimau kembali satroni rumah warga di Dusun 3 Mungkal, Kampung Adat Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Siak pada Rabu (28/2/2024) sekira pukul 20.00 Wib.Sebelumnya, tiga ekor harimau juga masuk ke dalam rumah warga di lokasi dusun yang sama. Bahkan, harimau yang masuk ke dalam rumah warga tersebut hampir menerkam seorang balita 2,5 tahun di dalam rumahnya. Sontak kejadian tersebut membuat heboh warga sekaligus bikin situasi mencekam di kampung tersebut. Penghulu Kampung Adat Penyengat Abok Agustinus mengatakan, malam hari ia baru mendapatkan kabar dari warga bahwa tiga ekor harimau itu kembali ke rumah warga. Mendapati kabar tersebut, Abok bersama Bhabinkamtibmas bergegas menuju lokasi. Ia ke Dusun Mungkal tersebut menggunakan perahu motor. Memakan waktu hingga 30 menit perjalanan dari rumahnya. "Tiba di lokasi, warga kami kumpulan satu tempat. Sayapun bermalam di lokasi tersebut bersama yang lainnya," kata Abok Agustinus. Ditambahkan Abok, sapaan akrab Penghulu Kampung Adat Penyengat, saat ini pihaknya bersama BBKSDA akan melakukan langkah pengusiran harimau tersebut dengan melakukan Bele Kampung Dolo. "Bele Kampong Dolo itu sendiri merupakan salah satu adat istiadat di Kampung Adat Penyengat dalam memberi sajian dan meminta harimau tidak menganggu warga," jelas Abok. Selain itu, lanjut Abok, pihaknya juga akan memasang jebakan kerangkeng harimau di titik lokasi kemunculan. "Dikarenakan BBKSDA hanya punya satu kerangkeng, sementara harimaunya ada tiga jadi kita minta bantuan pihak perusahaan sehingga akan dipasang tiga kerangkeng," lanjutnya. Langkah tersebut akan ditempuh pihaknya dan BBKSDA jika ritual Bele Kampong Dolo tidak berhasil mengusir harimau tersebut. "Apa bila setelah dilakukan bele kampung tidak bisa mengusir harimau, maka disepakati untuk dipasang perangkap. Kami tidak ingin ada korban, makanya kami terus mencari cara agar harimau pergi, sehingga aktivitas warga kembali normal,” tuturnya.Sementara itu, warga yang melihat harimau sumatera tersebut pun tak luput mengabadikannya melalui vidio. Dalam sekejap, vidio tersebut beredar luas di masyarakat. Dalam vidio tersebut terdengar suara warga mengatakan " Wah besar, itu dia (harimau) mau kesana lagi itu pak, mau ke rumah warga. Dia mutar lagi itu pak," ucap salah seorang warga di dalam vidio tersebut.
Pekanbaru,Petah.id- Selama memasuki tahun 2024 Pemerintah Provinsi Riau sangat fokus melakukan pencegahan terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah Provinsi RiauDimana sejak Januari hingga minggu keempat Februari 2024, tercatat sudah 19,10 hektare (Ha) luas lahan terbakar di Provinsi Riau. Luas lahan terbakar tersebut diklaim jauh menurun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Hal itu karena tahun lalu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau lebih awal menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Riau pada Februari, mengingat beberapa daerah sudah dilanda kebakaran, dan dua kabupaten menetapkan status siaga. "Sampai saat ini luas lahan terbakar seluas 19,10 Ha. Itu data mulai Januari hingga akhir Februari ini. Jika kita melihat luas lahan kebakaran tersebut jauh menurun dibandingkan tahun lalu di periode yang sama," kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Jim Gafur, Rabu (28/2/2024).Karena itu, pihaknya terus memantau situasi di kabupaten kota. Jika memang kondisinya sudah musim kering, maka pihaknya akan menginformasikan ke kabupaten kota untuk segera menetapkan status siaga darurat Karhutla 2024."Sebab penetapan status siaga itu sebagai upaya antisipasi lebih awal. Karena sampai saat ini baru Kota Dumai yang sudah menetapkan status siaga darurat Karhutla," sebutnya. Jim menyampaikan, 19,10 Ha luas lahan yang terbakar tersebut tersebar di beberapa daerah, yakni Kota Dumai 11,70 Ha, Pekanbaru 0,5 Ha, Kabupaten Bengkalis 4,30 Ha, Kepulauan Meranti 2 Ha, Siak 1 Ha, dan Kuansing 0,5 Ha. "Luasan lahan terbakar tersebut tersebar di 20 titik firespot. Terbanyak di Kota Dumai 11 titik firespot dan Kabupaten Bengkalis 5 firespot, sisanya satu titik. Sedangkan hotspot terpantau 58 titik," terangnya.
Siak, Petah.id - Satu santri meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka bakar atas terbakarnya asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Yakin di Kampung Dayun, Kecamatan Dayun, Siak, Minggu (18/2/2024). Korban yang meninggal berinisial FTP (18) dan dua orang yang mengalami luka bakar yakni NMA (15) dan Sp (17).Penghulu Kampung Dayun Nasya Nugrik membenarkan peristiwa kebakaran pada asrama putra Ponpes Nurul Yakin tersebut. Dikatakan Nasya, dari informasi yang didapatkannya kebakaran yang menimpa Ponpes Nurul Yakin terjadi pada Minggu (18/2/2024) subuh. "Iya benar, asrama putra di Ponpes Nurul Yakin terbakar, ada satu korban meninggal dunia dan dua santri mengalami luka bakar," ungkap Penghulu Kampung Dayun, Nasya Nugrik, Minggu (18/2/2024) petang. Ditambahkan Nasya, belum diketahui secara pasti penyebab terbakarnnya asrama putra Ponpes Nurul Yakin tersebut. "Penyebabnya belum diketahui secara pasti," sebut Nasya. Sementara itu, Kapolres Siak Asep Sujarwadi tak menampik peristiwa terbakarnya asrama putra Ponpes Nurul Yakin tersebut. Disampaikannya, saat ini pihak kepolisian sedang melakukan lidik atas peristiwa yang merenggut satu nyawa santri tersebut. "Masih proses lidik," kata Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi.