Puskesmas Siak Temukan Empat Kasus DBD Selama Dua Pekan, Kapus Zulfikar : Tetap Waspada

Ilustrasi

Siak, Petah.id – Memasuki musim penghujan, Puskesmas Kecamatan Siak, Kabupaten Siak bergerak cepat mengidentifikasi terjadinya kasus demam berdarah dengue (DBD).

Alhasil, sepanjang dua pekan, Puskesmas Siak temukan 4 kasus di tiga kampung yang berbeda se Kecamatan Siak.

Kepala Puskesmas Kecamatan Siak Zulfikar M Ali SKM menyampaikan, temuan kasus DBD pada Oktober 2025  di wilayah kerja Puskesmas Siak, Jumat (3/10) ada satu Tumang, Sabtu (4/10) ditemukan satu di Kampung Dalam, Senin (6/10) ditemukan satu Kampung Rempak, serta pada Jumat (10/10) ditemukan di Tumang.

Sambung Zulfikar, jumlah ini bisa dikategorikan tinggi kasusnya. Hanya saja, melihat kasus yang ada, perlu waspada memasuki bulan-bulan musim penghujan seperti ini.

“Sejatinya yang rawan DBD sebenarnya di daerah perkotaan atau kelurahan dengan kepadatan penduduk,” kata Zulfikar, Rabu (15/10/2025) siang.

Untuk di kampung, tambah Zulfikar, jika masyarakatnya peduli lingkungan sekitar, terutama rumah maka kasus DBD bisa dicegah dan ditekan.

Tapi jika kepedulian masyarakat kurang, apalagi lingkungan rumahnya sendiri kumuh, maka risiko DBD juga sama seperti di perkotaan.

“Untuk di Kecamatan Siak biasanya yang rawan dan sering ada kasus DBD di Kelurahan Kampung Dalam dan Kelurahan Kampung Rempak,” ucap Zulfikar.

Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, pencegahan DBD dapat dilakukan dengan beberapa langkah utama yang fokus pada mengendalikan nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD, dan melindungi diri dari gigitan nyamuk.

Lakukan gerakan 3M Plus, cara paling efektif dan dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Menguras tempat penampungan air secara rutin, bak mandi, ember, drum. Menutup rapat tempat penyimpanan air agar nyamuk tidak dapat bertelur dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air, berupa kaleng, botol, ban bekas, dan sebagainya.

Plusnya, menaburkan larvasida (Abate) pada tempat air yang sulit dikuras. Memelihara ikan pemakan jentik, misalnya ikan cupang atau ikan kepala timah.

Memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi. Menggunakan kelambu saat tidur. Menghindari menggantung pakaian terlalu lama di dalam rumah, karena bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

“Untuk perlindungan diri, gunakan lotion atau semprotan anti nyamuk,” kata Zulfikar.

Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, terutama pada pagi dan petang, waktu aktif nyamuk Aedes.

Pasang kelambu atau kipas angin di kamar tidur. Gunakan obat nyamuk elektrik atau semprotan insektisida secara berkala.

Pentingnya lingkungan bersih. Pastikan saluran air lancar dan tidak ada genangan. Bersihkan taman, pot bunga, dan talang air secara rutin. Timbun atau buang barang bekas yang bisa menampung air hujan. Lakukan gotong royong pemberantasan sarang nyamuk (PSN) minimal seminggu sekali.

“Jika ada anggota keluarga yang demam tinggi mendadak selama 2–7 hari, segera periksa ke fasilitas kesehatan,” pesan Zulfikar.

Jangan menunggu timbulnya bintik merah untuk berobat. Catat dan laporkan jika ada kasus DBD di sekitar lingkungan agar fogging dapat dilakukan oleh petugas

Laporan : Ph1
Editor : Redaksi
Bagikan berita ini melalui :